Ahmad Fauzan Sazli
Hein Mangania (paling kiri), Bonjol Siagian, Moch Irwan, M. Ardinal di Balai Wartawan, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, (23/05/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI
JAKARTA, KabarKampus – Mediasi antara Universitas Trisakti dan wartawan atas pengeroyokan yang dilakukan mahasiswa terhadap wartawan di Istana Negara kemarin berlangsung deadlock, Kamis, (23/05/2013). Dalam medisi di Balai Wartawan Polda Metro Jaya tersebut, pihak Universitas Trisakti meminta maaf kepada wartawan karena salah paham. Namun pihak wartawan menganggap bahwa pemukulan tersebut bukan karena salah paham, namun disengaja.
Pada pertemuan tersebut, dari pihak Universitas Trisakti diwakili oleh Bonjol Siagian (Kepala Biro Kemahasiswaan), Hein Mangania (Asisten Wakil Rektor III), Bambang Sucondro ((Biro Kemahasiswaan) berserta Mochamad Irwan (Presiden Mahasiswa), M.Ardinal (Mahasiswa terduga pelaku pemukulan). Sementara dari pihak wartawan diwakili oleh Drian Tama (Wakil Pempred Sindo TV) dan Boy Ikrar Cakra Ningrat (Manager News Gathering Sindo TV).
“Saya sebagai yang bertanggung jawab dilapangan meminta maaf. Ini salah paham semata. Kejadian itu diluar prediksi,” kata Irwan mewakili Universitas Trisakti.
Menurutnya, mediasi ini adalah itikad baik pihak Universitas Trisakti. Dan mereka berharap tidak terulang lagi.
Sementara, Drian Tama mempertanyakan, kata-kata salah paham di lapangan. Karena kesalahpahaman itu terjadi di kubu Trisakti. Sementara wartawan ditunjuk dan diusir.
“Ini bukan salah paham, namun kesengajaan dan intimidasi terhadap wartawan,” kata Tama.
Apalagi menurut Tama, mahasiswa yang memukul wartawan justru disebut sebagai korban. Sementara wartawan dalam kerjanya dihalangi kemudian dikeroyok. Dari kamera wartawan telah menunjukkan bahwa mahasiswa telah menghalangi dan memukul wartawan secara kolektif.
“Jadi permintaan maaf ini, permintaan maaf yang mana, apakah permintaan maaf mengahalangi pekerjaan wartawan atau pemukulan,” kata Tama menambahkan.
Melihat hal itu, Hein Mangania pun angkat bicara, menurutnya bahwa pihak rektorat tidak berpikir bahwa ini adalah pelecehan terhadap profesi wartawan. Mereka yakin mahasiswa tidak ingin melecehkan wartawan.
“Adik kami mengaku ditendang terlebih dahulu,” katanya.
Namun menurutnya, pihaknya akan mempelajari kesalahan mahasiswa mereka. “Yang penting kami beritikad baik untuk minta maaf,” katanya
Kemudian pihak Trisakti mengatakan akan mengumpulkan mahasiswanya untuk meminta informasi lebih lanjut. Baik pihak Trisakti dan wartawan pun mengatur ulang untuk mediasi selanjutnya.[]