More

    Briket Dari Limbah Ampas Aren

    Ahmad Fauzan Sazli

    BriketYOGYAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengembangkan Briket dari limbah ampas aren. Pengembangan briket ampas aren merupakan sumber bahan bakar energi alternatf biomassa ramah lingkungan.

    Mahasiwa tersebut adalah Yoga Prisusatyo, M. Ridwan Arif Cahyono, Yulfa Intan Yuraida, Yudia Tirta Karunawardani dan Estri Pamungkasih. Ide mereka membuat briket dari ampas aren ini bermula dari banyaknya limbah olahan aren yang dibuang begitu saja di sungai di dusun Bendo dan Margoluwih, Desa Daleman, Tulung, Klaten. Selain mengganggu estetika, limbah ini juga mengganggu kualitas air dan udara setempat.

    - Advertisement -

    Briket ampas aren dikembangkan memiliki keunggulan yang tidak kalah dibanding sumber bahan bakar minyak tanah maupun gas elpiji. Selain murah, praktis, mudah menyala dan briket ini siap pakai. Briket ini juga tidak banyak asap pembakaran sehingga tidak mencemari lingkungan dan nyala apinya pun bagus.

    Tidak hanya itu, sisa abu dari pembakaran briket yang dijual dengan harga Rp 1.500 per kilogram ini, bisa dimanfaatkan untuk campuran semen untuk industri pembuatan batu bata maupun untuk pembuatan kompos.

    Proses pembuatan briket ini sendiri menggunakan bahan dasar utama ampas onggok, ditambah tepung kanji dan air. Untuk bisa menjadi briket, ampas aren ini harus melalui proses pengeringan, pengarangan (pirolisis), pencampuran, pencetakan dan pengeringan akhir.

    Ampas onggok yang dihasilkan dari industri pengolah aren biasanya masih basah karena merupakan sisa hasil penyaringan dengan menggunakan air. Ampas yang masih basah tersebut dikeringkan terlebih dahulu sampai kering. Pengeringan membutuhkan 2-3 hari untuk mengurangi kadar air pada ampas. Lalu dilakukan pengarangan atau pirolisis dengan tempetarur  minimal 500oC.

    Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk proses ini bila menggunakan api menghabiskan waktu 4 -5 jam. Sementara bila menggunakan listrik mencapai 8 jam.

    Setelah proses pirolisis selesai dan dihasilkan arang, arang ini kemudian dicampur dengan perekat. Arang ampas onggok biasanya masih dalam bentuk serabut-serabut. Sehingga agar hasilnya lebih bagus maka perlu dihancurkan terlebih dahulu.

    Pencetakan dilakukan dengan menggunakan alat pencetak briket dengan tekanan yang diberikan sebesar 100 gr/cm2.  Briket yang dihasilkan berdasarkan hasil pengujian yang disesuaikan dengan standar SNI, untuk briket arang kayu, sudah memenuhi batas minimal standar. Seperti kadar air, kadar volatile, kadar karbon terikat dan nilai kalor.

    Hanya saja kadar abu untuk briket ampas onggok belum memenuhi standar SNI. Selain itu Keunggulan dari briket ini adalah harganya murah karena bahan bakunya tidak perlu membeli dan tersedia banyak.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here