More

    Mahasiswa Dukung Papua Barat Jadi Anggota Melanesian Spearhead Groups

    11 06 2013 mahasiswa papua demo-adima1

    Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bandung menggelar aksi unjukrasa di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (10/06/2013). Para mahasiswa ini mendukung pelaksanaan Melanesian Spearhead Groups Summit dengan agenda membahas proposal West Papua National Coalition for Liberation yang akan digelar di Noumea, New Caledonia pertengahan Juni 2013 mendatang. FOTO : ADIMA

    Adima

    BANDUNG, KabarKampusBelasan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bandung berunjukrasa di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (10/06/2013). Mereka mendukung agar Papua Barat bisa segera bergabung dengan Melanesian Spearhead Groups (MSG).

    - Advertisement -

    Juru bicara AMP Komite Kota Bandung, Melianus Edwai mengatakan, upaya pengakuan Papua Barat dalam MSG itu merupakan langkah diplomasi agar Persatuan Bangsa-Bangsa bisa segera menggelar referendum. “Kami tidak minta kesejahteraan. Kami meminta hak kami untuk menentukan nasib sendiri, untuk merdeka,” kata dia dalam orasinya.

    Pada pertengahan Juni 2013 ini, negara-negara anggota MSG akan menggelar pertemuan tingkat tinggi di Kota Noumea, New Caledonia. “Agenda utamanya membahas proposal West Papua National Coalition for Liberation untuk mengajukan Papua Barat menjadi anggota MSG,” kata Melianus.

    MSG merupakan forum bilateral negara-negara rumpun Melanesia yang dibentuk berdasarkan “Agreed Principles Cooperation Among Independent States of Melanesia”. Kesepakatan itu ditandatangani di Port Vila pada tanggal 14 Maret 1988. Saat ini MSG beranggotakan negara Fiji, Front de liberation nationale kanak et socialiste New Caledonia, Papua Nugini, Solomon Islands, dan Vanuatu.

    Upaya diplomasi serupa dilakukan oleh pemimpin gerakan Free West Papua, Benny Wenda yang mendirikan kantor di Oxford, Inggris.

    Melianus mengungkapkan, proposal West Papua National Coalition for Liberation itu sebagai perwujudan lobi-lobi diplomasi yang sudah dilakukan terhadap beberapa negara rumpun Melanesia seperti Vanuatu, Fiji, Kepulauan Solomon, dan Kanaky. “Diplomasi di wilayah Pasifik ini merupakan kemajuan dan Pemerintah Indonesia harus membuka matanya,” kata mahasiswa Universitas Langlangbuana, semester IV jurusan Ilmu Pemerintahan ini.

    Terkait dengan pelaksanaan MSG Summit itu, para mahasiswa mendesak agar Pemerintah Indonesia mau membuka ruang demokrasi dan memberikan hak menentukan nasib sendiri buat masyarakat Papua. “Ini solusi demokratis bagi rakyat Papua,” tegas Melianus. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here