BANDUNG, KabarKampus-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) meminta Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menggelar referendum di tanah Papua.
Ketua Umum Komite Pusat AMP, Rinto Kogoya mengatakan, referendum merupakan solusi paling tepat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua. “Pemberian otonomi khusus bukan solusi tapi jawaban atas aspirasi masyarakat. Namun itu bukan jalan keluar yang tepat. Mekanisme yang benar adalah melalui referendum,” kata Rinto di sela-sela aksinya di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (03/06/2013).
Dalam aksinya mereka membawa poster yang antara lain bertuliskan, “Indonesia Segera Buka Ruang Demokrasi Bagi Papua”, “Pengakuan Kemerdekaan adalah Solusi Bagi Rakyat Papua”, dan “Papua bukan Merah Putih tapi Bintang Kejora”.
Rinto menilai pemekaran wilayah yang menjadi salah satu bagian dari pelaksanaan otonomi khusus malah menimbulkan konflik. “Pertikaian antara elit politik dan masyarakat terus terjadi. Yang dirugikan tetap rakyat Papua,” ujar dia.
Makanya, sambung Rinto, Pemerintah Indonesia dan dunia internasional melalui PBB harus segera menggelar referendum atau penentuan hak sendiri kepada rakyat Papua. “Selain itu Indonesia harus menarik militer dan polisi baik yang organik dan non organik dari tanah Papua. PBB juga harus segera mengakui kedaulatan Negara Papua Barat,” tegas dia.
Salah satu upaya meminta dukungan dunia internasional sudah dilakukan oleh pemimpin gerakan Free West Papua, Benny Wenda yang mendirikan kantor di Oxford, Inggris. “Itu untuk kampanye dan sosialisasi soal Negara Papua Barat. Sudah masuk juga ke kawasan Eropa, Amerika dan Australia,” ujar Rinto. []