More

    Wisatawan Australia Prihatin Atas Insiden Misterius di Bali

    ABC AUSTRALIA NETWORK

    Rebecca Baillie

    07 06 2013 ilustrasi wisatawan australiaSeorang wanita Australia telah mengungkapkan bagaimana dia dibiarkan untuk mati di pinggir jalan Bali dalam insiden misterius yang belum pernah diselidiki oleh polisi. Statistik resmi menunjukkan ada seorang warga Australia meninggal di Bali setiap 12 hari, tapi laporan yang lebih buruk adalah jumlah yang telah diserang dan terluka.

    - Advertisement -

    Maria diserang pada Maret lalu saat joging pagi didekat lokasi resort nya di Seminyak, tak jauh dari Kuta.

    Belum ada penyelidikan Kepolisian setempat atas insiden itu.

    “Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya tidak tahu ada sesuatu di depan saya, atau ada sesuatu yang datang dari samping dan belakang saya,” katanya pada program televisi  ABC 7.30.

    “Saya pingsan. Saya tidak sadar.  Saya  tidak tahu berapa lama. Saya terbangun dan melihat ke bawah dan saya melihat darah mengalir ke bagian depan saya.”

    Maria tiba di klinik medis Bali di Seminyak – di luar kesadaran – dan tidak bisa menceritakan apa yang terjadi atau bagaimana ia sampai di sana. “Saya berbaring telentang dengan kepala di atas tempat tidur,” katanya.

    “Saya melihat dari berbagai arah dan bertanya-tanya siapa orang-orang ini.  Saya ingat mengatakan: Siapa kau?  Dimana saya? Dan apa yang telah terjadi pada saya?”

    Dia dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Kasih Ibu di Denpasar. Meskipun memiliki luka terbuka besar berukuran lima sentimeter dengan dua sentimeter, Maria keluar dari rumah sakit pada hari berikutnya.

    Dokter menyatakan lukanya berasal karena dia pingsan dan mengatakan dia cukup sehat untuk terbang pulang.

    “Aku bahkan tidak bisa berjalan. Aku hanya terkejut bahwa saya dibiarkan di negara itu,” katanya.

    Setelah kembali ke Australia, Maria tetap kesakitan dan GP-nya mengajak untuk di scan sakit, yang mengungkapkan  tengkoraknya retak dan seharusnya tidak pernah diizinkan naik pesawat.

    “Dia menatapku dan berkata, ‘Dari luka Anda bahwa kami menyimpulkan, itu bukan dari karena jogging atau pingsan seperti hasil pemeriksaan di Bali,” katanya.

    “Dia berkata, ‘Saya pikir Anda telah ditabrak dari belakang oleh sesuatu atau seseorang. Anda sangat, sangat beruntung masih hidup’.”

    Maria berharap dia tidak akan pernah tahu apa yang terjadi.

    “Berapa banyak orang yang telah mengalami peristiwa yang sama seperti ini terahdap mereka?  Saya punya banyak pertanyaan dan saya hanya ingin jawaban,” katanya pada ABC 7.30.

    Wisatawan di Bali Khawatir

    Insiden Maria adalah yang terbaru dari serangkaian laporan tentang kejahatan kekerasan terhadap warga Australia di Bali.

    Rata-rata warga Australia yang meninggal di Bali terjadi setiap 12 hari dari sebab penyakit, kecelakaan, bunuh diri atau penyebab yang tidak diketahui, menurut statistik dari Departemen Luar Negeri (DFAT).

    DFAT menolak permintaan ABC 7.30 ‘s untuk diwawancara, namun seorang juru bicaranya mengatakan “tidak ada yang menunjukkan bahwa telah terjadi tren baru dalam jumlah serangan kekerasan di Bali”.

    Tapi para ekspatriat di Bali tidak setuju, mengatakan banyak serangan hanya saja tidak dilaporkan.

    Richard Flax telah tinggal di Bali selama 25 tahun. Dia terlibat dalam kelompok tanggap darurat pulau itu, memberikan bantuan untuk wisatawan dalam kesulitan.

    Ia mendirikan sebuah halaman Facebook yang disebut ‘Mugged in Bali’ dan kewalahan dengan respon yang diperoleh. Lebih dari 500 orang memposting pengalaman mereka.

    “Kendati kelihatannya yang menjadi sasaran  adalah warga barat terutama gadis-gadis, itu juga sebanyak warga Indonesia alami, sehingga tidak selalu berhubungan dengan ras,” katanya.

    Turis Jadi Sasaran

    Clare McAlaney, mantan perwira polisi Negara Bagian Victoria yang telah tinggal di Bali selama 18 bulan, juga pernah menjadi sasaran.

    Dia dirampok di Bali pada bulan Januari saat mengendarai motor bersama suaminya. Dia terseret sampai 20 meter, beruntung dia bisa melarikan diri dan hanya menderita memar serius.

    “Kami naik motor  kami di malam hari – dan tentunya itu adalah sesuatu yang saya tidak akan  sarankan kepada para wisatawan,” katanya.

    “Untuk mengatakan bahwa wisatawan adalah target, ya. Kita hidup di Mekkah-nya para  wisatawan  dan ketika Anda berada di tempat yang menjadi tujuan banyak turis, bukan hal yang mengejutkan kalau ada kejahatan macam itu,” katanya.

    Passangan Flax McAlaney diminta kesaksiannya oleh polisi Bali dan mengatakan pihak berwenang akan mengambil  tindakan serius.

    Juru bicara polisi Bali, Hariadi mengatakan bahwa “secara umum keamanan di Bali relatif baik”.

    “Dalam kasus-kasus yang sering terjadi untuk wisatawan asing, itu sebagian besar konvensional [kasus] seperti kasus copet, atau kadang-kadang  pencurian  dengan kekerasan atau perampokan bersenjata, kadang-kadang terjadi pada siang hari,” katanya. []

    SUMBER : RADIO AUSTRALIA

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here