Ahmad Fauzan Sazli
Dr. Refrisond Baswier, Dosen Ekonomi Universitas Gadjah Mada
JAKARTA, KabarKampus – Indonesia tidak lepas dari sejarah kolonialisme. Bahkan sebelum terbentuknya Indonesia, VOC perusahaan dagang Belanda telah bercokok di sini. Hingga kini Indonesia tidak bisa lepas dari cengkraman asing tersebut. Hanya saja bentuknya yang berbeda.
Pernyataan tersebut disampaikan Dr. Refrisond Baswier, Dosen Ekonomi Universitas Gadjah Mada dalam diskusi bertajuk “Menggugat Logika APBN, Optimalisasi Pendapatan Negara” yang digelar PB. HMI di Taman Ismail Jakarta, Kamis, (11/07/2013).
“Siapapun yang memimpin negeri ini tidak lepas dari dukungan asing. Maka saat ingin menjadi presiden, calon presiden tersebut akan datang ke negara Paman Sam,”kata Refrisond.
Refrisond menuturkan, tidak heran, setelah menjabat, kebijakannya atas APBN tidak pro terhadap rakyat. Jadi jangan harap ketika Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang menjadi kaki tangan asing, kebijakan APBN akan pro terhadap rakyat.
“Kebijkan tersebut, seperti dicabutnya subsidi BBM,” jelas Refrisond.
Padahal, menurut Refrisond telah jelas pengelolaan sumber daya alam oleh asing melanggar konstitusi. Seperti yang tertulis dalam pasal 33 ayat 2 dan 3. Karena itu, menurutnya dibutuhkan pemimpin yang lepas dari cengkraman asing. Namun resikonya akan seperti Sadam Husein di Iraq dan Khadafi di Libya.
“Tapi itulah jalan keluarnya bila ingin lepas dari cengkraman asing,” kata Refrisond.[]