More

    Kebergantungan Ipteks Impor Mengancam Pembangunan dan Kedaulatan Indonesia

    Frino Bariarcianur

    11 07 2013 gedung itbBANDUNG, KabarKampusIndonesia memiliki 200 juta lebih penduduk. Jumlah yang besar ini membuat negara-negara penghasil teknologi selalu ngiler menjadikan Indonesia sebagai pasar. Akankah bangsa Indonesia ke depan hanya menjadi pembeli barang-barang nan canggih itu?

    Menurut Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Akhmaloka, jika bangsa Indonesia tidak melihat situasi ini sebagai ancaman kedaulatan maka sampai kapan pun bangsa Indonesia hanya akan menjadi pengimpor ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks). Padahal di dunia saat ini, penguasaan Ipteks menjadi keharusan dan alat ukur standar kemajuan suatu bangsa.

    - Advertisement -

    “Kebergantungan Ipteks pada pihak-pihak asing mana pun akan mengancam keberlanjutan pembangunan Indonesia,” ungkap Prof. Akhmaloka saat menyampaikan pidato dalam Peringatan 93 tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI) pada hari Rabu (03/07/13) di Aula Barat ITB.

    Oleh karena itu, menurut Akhmaloka, upaya untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebergantungan ini merupakan tantangan yang harus dijawab untuk mewujudkan kemajuan bangsa yang berkelanjutan dan berkedaulatan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah segenap pelaku pendidikan teknik di Indonesia.

    “ITB sebagai institusi yang bergerak dalam bidang teknologi diharapkan dapat menjadi pelopor ipteks yang berkontribusi dalam pembangunan bangsa,” ungkap Akhmaloka.

    Selain itu menurut Akhmaloka, pemerintah Indonesia juga harus melihat pengembangan Ipteks secara serius agar di masa mendatang Indonesia tidak hanya menjadi pasar. Ia mencontohkan negara Cina yang memiliki pemerintahan yang kuat serta memberi kesempatan yang sangat luas bagi swasta untuk mengambil peran dalam pembangunan. Cina menganut sistem ekonomi pasar. Namun pemerintah Cina dan swasta bekerja bahu-membahu untuk memperjuangkan kepentingan sosial Cina di tataran global. Sistem ekonomi Cina lebih merujuk pada socialist market diimbangi dengan fair competition. Peran inilah yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini.

    Akhmaloka khawatir jika pengembangan Ipteks di Indonesia masih bersandar pada pihak asing akan membuat Indonesia sulit menentukan masa depannya sendiri. “Secara perlahan-lahan Indonesia akan kehilangan kedaulatannya.” []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here