Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa asal Aceh di Jakarta baru dapat berkomunikasi dengan keluarga yang berada di sekitar lokasi gempa di Aceh pada malam hari. Mereka baru dapat menghubungi keluarga setelah beberapa jam terjadinya gempa.
Seperti Iqbal, mahasiswa S2 Hubungan Internasional Universitas Air Langga Surabaya. Orang tua Iqbal tinggal di Bale Atu atau setengah jam dari Benermeriah Aceh.
“Saat orang tua saya dihubungi. Katanya keluarga aman-aman saja. Listrik padam. Dan gempa kuat sedikit,” kata Ikbal kepada KabarKampus saat ditemui di asrama mahasiswa Aceh FOBA, Jakarta, Rabu, (03/07/2013).
Beberapa saat terjadinya gempa, Iqbal kesulitan menghubungi keluarganya. Informasi awal gempa di Aceh ia dapatkan dari media massa.
“Setelah gempa, listrik di sana padam. Komunikasi juga terputus,”jelas Iqbal yang berencana pulang ke Aceh Minggu depan.
Sementara itu Sadam, mahasiswa Universitas Bung Karno, jurusan Fisip Jakarta mengatakan, bahwa semalam, ia baru mendapat kabar, bahwa keluarganya mengungsi ke kampung Ronga-Ronga yang berjarak 20 km dari lokasi gempa.
“Biar aman keluarga saya diungsikan ke rumah saudara. Karena rumah saya di sana dekat dengan gunung merapi,” katanya.
Berdasarkan informasi yang Sadam dapatkan, bukit-bukit di sana longsor. Kondisi lampu juga mati.
Gempa 6,2 yang mengguncang Aceh, Selasa kemarin (02/07/2013), hingga saat ini telah mengakibatkan 22 orang tewas, 210 luka-luka, dan ribuan bangunan roboh.[]