More

    Mahasiswa UB Cegah Diare dengan Vaksin

    Ahmad Fauzan Sazli

    vaksin anti diare

    Vaksin Amoevax.

    - Advertisement -

    MALANG, KabarKampus – Indonesia rentan sekali terhadap penyebaran penyakit diare. Penyakit ini menduduki peringkat ke empat dari sepuluh penyakit penyebab kematian di Indonesia.

    Adapun obat-obatan yang beredar saat ini memiliki tingkat toksisitas yang tinggi dan banyak sekali efek samping yang ditimbulkan berupa mual, leukopenia, neutropenia, dan neuropati perifer.

    Permasalahan tersebut mendorong lima mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Ivan, Dewangga, Shafiq, Dwi dan Fitria untuk menemukan cara yang lebih baik dalam mencegah penularan diare tanpa melalui obat-obatan melalui vaksin amoebasis yang diberi nama Amoevax

    “Amoevax merupakan vaksin pencegah diare dengan menggunakan protein Lec A spesifik yang terdapat pada biofilm Staphylococcus aureus dan biasa ditemukan berkoloni di hidung dan kulit sekitar 25-30% pada orang dewasa yang sehat,” papar Ivan.

    Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan struktur protein staphylococcus aureus memiliki kemiripan yang sama dengan entamoeba histolytica yaitu Gal/GalNAc lectin yang secara spesifiknya rekombinan protein pada Gal/GalNAc lectin adalah LecA.

    “Manusia mempunyai sistem pertahanan  untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh yaitu sistem imun tubuh. Terdapat dua jenis sistem imun yaitu sistem imun innate dan sistem imun adaptif. Inovasi vaksin amoebiasis berfungsi pada sistem imun adaptif manusia,” jelas Ivan.

    Dewangga menambahkan vaksin ini sudah diuji cobakan pada tikus wistar dan hasil penelitiannya menunjukan bahwa pemberian vaksin mampu meningkatan respon antibodi spesifik (IgG) tikus sebagai respon imunitas secara signifikan (p<0,05). Uji pearson terhadap pengaruh dosis dengan peningkatan IgG menunjukan hasil yang signifikan (R = 0,889).

    Hasil penelitian terhadap hewan coba yang telah tervaksinasi dan diinduksi Entamoeba histolytica juga mampu meningkatkan IgG tikus sebagai respon imunitas secara signifikan (p<0,05). Uji pearson terhadap pengaruh dosis dengan peningkatan IgG menunjukan hasil yang signifikan (R = 0,970).

    Hasil penelitian ini akan terus dikembangkan dan harapannya dalam waktu lima tahun mendatang bisa diujicobakan kepada manusia sehingga Indonesia bisa memiliki vaksin pertama dalam pencegahan penyakit diare,” pungkasnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here