Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Dua mahasiswa Universitas Yogyakarta (UNY) mengikuti ajang bergengsi The 6th Internasional Conference on Eductaion research di Thailand pada 13- 14 September lalu. Dalam kesempatan itu dua mahasiswa yakni Atik Dhamayanti (Pendidikan Bahasa Inggris) dan Rahayu Rizkie Prihatamie (Pendidikan Bahasa Prancis mempresentasikan Pemerataan Pendidikan Untuk Waria”.
Konferensi internasional ini diselenggarakan oleh Universitas Khon Kaen. Konferensi ini mengajak para akademikus se-ASEAN guna membahas persoalan pedagogis. Sementara judul yang mengantarkan Atiek dan Rahayu ke negeri “gajah” itu bertajuk “Transgender Institute: Self-Empowerment Community for Transgender Community”.
Atiek mengatakan, penelitian mereka berangkat dari persoalan diskriminasi pendidikan bagi kaum waria di Yogyakarta. Kemudian mereka menawarkan solusi yaitu Transgender Institute sebagai forum untuk menyalurkan pendidikan bagi kaum waria,
Ia menjelaskan, bahwa sejatinya pendidikan itu menyeluruh serta tanpa pandang bulu siapa peserta didiknya karena Indonesia secara yuridis berkehendak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. “Begitu pula proses pendidikan bagi kaum waria, harus rata dan menyeluruh tanpa pilih kasih,” jeas Atiek, Rabu, (18/09/2013).
Setelah makalah selesai dipresentasikan, peserta konferensi pun banyak yang antusias bertanya. “Apakah Transgender Institute ini dapat diaplikasikan di Thailand, apabila melihat kuantitas waria di Thailand juga banyak,” tanya Okung Ka Bombam, mahasiswa Universitas Khon Kaen.
“Sangat mungkin sekali, melihat kualitas pendidikan di Thailand juga bagus,” jawab Atiek.
Atiek menjelaskan, bahwa berbeda negara, maka akan berbeda pula kultur budayanya. Di Thailand, waria lebih dapat diterima oleh masyarakat. Sebaliknya, di Indonesia waria menjadi entitas yang tersisihkan.
Selain presentasi ilmiah, dalam konferensi teresebut Atie dan Rahayu mendapatkan asupan ilmu dari serangkaian acara di antaranya, simulasi pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh Yutaka Oneda dari University of Tsukuba, mengikuti Class Reflection bersama Prof. Dr. Michael Kleine dari University of Bielefeld (Jerman), Prof. Yeap Han Har (Singapura), dan Prof. Dr. Masami Isuda (Jepang), dan dosen Thailand lainnya.[]