More

    Banyak Praktek Sindikasi Media Yang Buruk

    Ahmad Fauzan Sazli

    11 10 2013 Sindikasi Media KabarKampus

    Dari kiri, Laban Laysila (Jurnalis ABC AUSTRALIA) dan Furqan AMC (Direktur KabarKampus) dalam diskusi Sindikasi Media Sebagai Manifestasi Civil Society” di kampus UI, Depok, Jumat, (11/10/2013). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    - Advertisement -

    JAKARTA, KabarKampus – Aliansi Jurnalis Independen mencatat terdapat 1200 perusahaan media di Indonesia. Dan dua pertiga dari media tersebut melakukan sindikasi.

    Laban Laysila, pengurus  AJI Indonesia mengatakan, bahwa sindikasi media adalah hal yang baik. Namun di Indonesia banyak praktek sindikasi yang buruk.

    Menurut Laysila yang juga jurnalis di Radio Australia, dalam wawancaranya dengan Effendi Siregar,  Dosen Komunikasi UII, setelah diteliti lagi ternyata kepemilikian media di Indonesia, sahamnya  hanya dimiliki oleh dua perusahaan asing.

    Selain itu, menurutnya ada yang tidak jujur dalam sindikasi di Indonesia, yaitu tidak adanya keberagaman konten. Dimana seharusnya konten yang kuat adalah konten lokal, namun semuanya diproduksi di pusat.

    “Semuanya nasional. Inilah yang namanya memakan keberagaman informasi. Dan  penguasaan semua konten seperti ini tidak baik,” jelas Laysila dalam diskusi “Sindikasi Media Sebagai Manifestasi Civil Society” di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jumat, (11/10/2013).

    Laysila mencontohkan, Radio ABC Australia tempatnya bekerja juga melakukan sindikasi terhadap sejumlah media di Indonesia. Dimana berita yang dibuat Radio Australia dapat dilihat di media-media yang bersindikasi dengan Radio Australia.

    “Namun bagusnya, media yang bersindikasi dengan Radio Australia memiliki otonom untuk memilih berita yang akan ditampilkan di kolom berita mereka,” jelas Nyonyo.

    Sementara itu Furqan AMC, Direktur KabarKampus.com melihat sindikasi secara berbeda. Menurutnya salah satu alasan ia mendirikan KabarKampus.com sebagai kesadaran langkah perjuangan. Dimana baginya perjuangan tidak hanya dilakukan dengan demonstrasi namun dengan tulisan.

    Furqan menjelaskan alasan lahirnya KabarKampus salah satunya adalah menjadikan KabarKampus sebagai sarana reproduksi intelektual. Dimana menurut Furqan, KabarKampus dapat menjadi inisiator dan sebagai jembatan emas Indonesia ke depan.

    “Dengan adanya KabarKampus, gagasan mahasiswa dapat dibaca mahasiswa lainnya di seluruh Indonesia,” jelasnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here