More

    Mengintip Kepedulian Mahasiswa Farmasi ITB di Desa Kidang Pananjung

    Frino Bariarcianur

    13 10 2013 farmasi itb
    BANDUNG, KabarKampus-Kegiatan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) ‘Ars Praeparandi’ Insitut Teknologi Bandung (ITB) di Desa Kidang Pananjung patut diacungi jempol. Para mahasiswa mendorong agar desa tersebut lebih berdaya.

    Desa Kidang Pananjung yang terletak di Kabupaten Cililin, Jawa Barat merupakan salah satu desa yang masih tertinggal. Berdasarkan laporan mahasiswa Farmasi ITB, tingkat pendidikan warga masih rendah, ekonomi warga berada pada golongan menengah ke bawah serta akses transportasi terbilang buruk.

    - Advertisement -

    Data yang terhimpun itu kemudian menjadi sebuah program dengan nama Farmasi Pedesaan, sebuah kegiatan community development desa binaan. Lalu tugas mahasiswa memberikan “kail” agar warga Desa Kidang Pananjung dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan yang berkesinambungan tersebut digelar pada tanggal 15 dan 22 juni 2013 dan 16-17 serta 25 agustus 2013.

    Adapun kegiatan mahasiswa Farmasi ITB antara lain : menyelenggarakan pelatihan baca tulis untuk warga yang buta huruf, pendidikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan kesehatan dasar. Tidak lupa, melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok bagi pelajar SD dan MTS.

    Para mahasiswa juga melakukan penyuluhan mengenai penanaman tanaman obat keluarga, penyuluhan tentang penggunaan obat bebas dan obat keras. HMF memberikan penyuluhan tentang pemakaian obat dan memperkenalkan swamedikasi atau pengobatan sendiri oleh pasien menggunakan obat-obatan herbal dari tanaman obat keluarga.

    “Kesadaran masyarakat akan pengonsumsian obat di Desa Kidang Pananjung masih minim sekali. Masih banyak warga yang menganggap mengonsumsi obat parasetamol setiap hari itu tidak apa-apa,” ujar Ririn Ariani Dewi, mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi 2010, selaku general manager pengabdian masyarakat farmashare, HMF ITB, seperti dilansir Humas ITB.

    Penyuluhan kesehatan terhadap warga ini untuk membantu peran Puskesmas yang ada di desa. Sebab di Desa Kidang Pananjung hanya memiliki satu bidan tanpa ada dokter dan apoteker. Untuk mensiasati kebutuhan ini, para mahasiswa juga menggandeng dokter dan perawat dari Komunitas Relawan Bantuan Medis (KRBM)  dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) sedangkan apoteker, asisten apoteker untuk meracik obat langsung dari mahasiswa profesi dan mahasiswa sarjana farmasi ITB.

    Selain soal kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, para mahasiswa juga mengajak warga bermain bersama. Metode ini efektif untuk meningkatkan kembali kebersamaan warga. Momentumnya pada saat peringatan 17 Agustus 2013 lalu.

    Warga Desa Kidang Pananjung dan mahasiswa saling memperlihatkan kebolehan berlomba bakiak, memasukkan benang ke jarum, lomba tari balon, lomba mengambil koin dari pepaya yang dilumuri oli, lomba makan krupuk, dan lomba baca puisi. Kegiatan yang memang sering dilakukan ini berasa berbeda karena pesertanya tidak hanya dari warga, tapi juga mahasiswa dari Mesir, Jerman, Polandia, dan Slovenia. Bisa Kaka bayangkan, betapa indahnya kebersamaan itu.

    Kepedulian Sekolah Farmasi ITB yang dirintis oleh angkatan Farmasi 80 telah memasuki tahun ke-4. Suka dan duka telah mereka lalui bersama warga selama 4 tahun. Dan tahun ini berdasarkan evaluasi para mahasiswa, Desa Kidang Pananjung telah layak untuk menyongsong masa depan yang lebih gemilang.

    Salut atas kepedulian dan ketulusan mahasiswa Farmasi ITB![]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here