ABC AUSTRALIA NETWORK
Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan hampir seribu orang tewas di Irak akibat aksi teroris pada bulan lalu.
Diantara seribu yang tewas lebih dari 970 orang adalah warga sipil, sisanya petugas keamanan, termasuk anggota militer. Sementara korban yang terluka akibat aksi teror mencapai 2 ribu orang. Kawasan yang paling banyak memakan korban adalah di Baghdad.
Dengan jumlah ini maka jumlah yang tewas sepanjang tahun 2013 telah mencapai 5.740 orang atau lebih tinggi dari jumlah tewas tahun lalu.
“Seiring dengan berlanjutnya serangan teror di Irak, maka saya meminta semua pemimpin politik untuk menguatkan upaya lewat dialog atau rekonsiliasi,” ujar Nikolay Mladenov, utusan PBB di Irak.
Klimaks serangan di Irak terjadi pada kurun tahun 2006-2007, kemudian mereda setelah warga Suni menemukan permasalahan yang sama untuk menumpas gerakan Al Qaeda.
Tetapi kemarahan warga Suni kembali memuncak tahun ini setelah pemerintahan yang dikuasai oleh warga Syiah. Kaum Suni juga menuduh kaum Syiah telah menganiaya mereka dan mulai bermunculanlah kelompok-kelompok sejenis Al Qaeda.
Kekerasan terakhir terjadi saat sebuah bom bunuh diri meledak di stasiun polisi di Tikrit, sebelah utara Baghdad. Aksi tersebut menewaskan dua anggota polisi.
Dua pria bersenjata menyamar dengan seragam polisi sebelum akhirnya bisa masuk ke dalam gedung. Mereka juga sempat bersitegang dengan petugas selama satu jam. Dua pria ini membunuh tiga polisi, termasuk seorang berpangkat kolonel, sebelum akhirnya mereka ditembak.
Tidak ada grup yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tetapi bom bunuh diri adalah ciri khas dari kelompok di Irak yang berafiliasi dengan Al Qaeda yang juga bersatu dengan kelompok sejenis di Suriah. Kelompok ini berencana untuk membangun Negara Islam Irak (ISIL)
Selasa pekan ini, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan bom mobil yang menargetkan kaun Syiah di Baghdad dan menewaskan 54 orang sehari.
Dalam pernyataannya di sebuah forum online, ISIL mengatakan telah membawa bom sebagai pembalasan atas “kampanye penyiksaan, pemindahan, penahanan” warga Suni oleh pemerintah yang didominasi kelompok Syiah.[]
