More

    Hati-hati dengan Jurnal Predator

    Ahmad Fauzan Sazli

    uin jktJAKARTA, KabarKampus – Para peniliti diminta hati-hati ketika ingin mempubliksikan karya ilmiahnya ke jurnal-jurnal ilmiah internasional. Pasalnya, tidak semua jurnal internasional itu diulas dan terakreditasi atau dalam arti lain jurnal predator.

    Hal ini disampaikan Suparto, MA, PhD Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Jakarta pada workshop bertajuk “Penulisan Karya Ilmiah Jurnal Nasional dan Internasional di Wisma Kopertais, Rabu (6/11/2013).

    - Advertisement -

    “Hati-hati dengan jurnal predator. Mereka mengundang para penulis untuk memgunggah artikelnya di jurnal itu, tapi setelah diperiksa oleh Tim Penilai Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, tidak dapat nilai,” kata Suparto.

    Menurutnya, salah satu ciri jurnal predator, antara lain, tidak mendapatkan pengakuan secara internasional oleh lembaga-lembaga riset maupun oleh institusi-institusi resmi pemerintah. Kemudian meskpun secara isi dan penyajiannya bagus, bila karya ilmiah dimuat di jurnal predator, maka nilainya nol.

    “Tentunya penulis artikel sangat dirugikan atas maraknya jurnal predator itu,” jelas Supanto.

    Sementara itu, di tempat yang sama, Amrullah Hasbana MA, Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta mengatakan, banyak informasi di internet yang hanya berupa informasi belaka. “Tapi jangan pernah beranggap bahwa sumber-sumber yang ada di internet itu bagus,” katanya.

    Menurut Amrullah, sebaiknya peneliti perlu mengevaluasi semua informasi yang ia peroleh dari internet.Karena banyak website yang cenderung memuat hiburan, ketimbang informasi.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here