Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Glenn Fredly, musisi kenamaan Indonesia menggalang petisi untuk menolak rencana pembabatan hutan di Kepulauan Aru. Glenn membuat petisi tersebut di laman petisi www.change.org/savearu Hingga pukul 13.30 WIB petisi ini telah mengantongi lebih dari sembilan ribu tanda tangan
Menurut Glenn, dari 643 ribu hektar luas Kepulauan Aru, 500 ribu hektarnya akan digunakan untuk perkebunan tebu dengan cara membabat hutan. Saat ini, 19 dri 28 perusahaan di bawah PT. Menara Group telah mengantongi izin Zulkifli Hasan atas wewenang bupati Aru yang sekarang dipenjara karena kasus korupsi.
“Lalu apa yang tersisa dari Maluku?” ujar Glenn Fredly.
Glen mencontohkan, sebelumnya di Pulau Seram pernah didirikan pabrik semen dan pabrik gula. Namun setelah hutan dibabat dan kayu dijual ke luar pengusahanya kabur. Saat ini, setelah hutan dibabat, Pulau Seram hanya menyisakan hamparan sawit ratusan ribu hektar. Sementara yang tersisa bagi penduduk lokal hanya status buruh lepas harian, kemiskinan dan banjir.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Glenn berharap masyarakat Indonesia turut mendukung petisi ini agar izin perusahaan perkebunan di Kepulauan Aru dicabut.
Jacky Manuputty, pekerja perdamaian dari Ambon menambahkan, bahwa Kepulauan Aru itu sangat unik, indah sekaligus ‘fragile’ bagi kerusakan ekologi. Kepulaan Aru terdiri atas hampir 300 pulau, dengan hanya 6 pulau besar.
Selain itu menurutnya, kepulauan ini dipenuhi oleh flora dan fauna endemik yang juga terdapat di Australia & Papua. Secara harmonis hidup empat spesies burung cendrawasih, kakatua hitam, kanguru pohon, kasuari, dan lainnya.
Menurut Jacky, gerakan penolakan penebangan hutan untuk perkebunan semakin menguat di komunitas masyarakat Kepualauan Aru.
“Hampir semua penduduk dari 117 desa menolak perkebunan ini. Ini yang buat gerah Pemkab Aru yang kini dipimpin pejabat sementara,” jelas Jacky.
Sementara itu Arief Aziz Direktur Komunikasi Change.org Indonesia menyampaikan, bahwa akhir-akhir ini banyak petisi yang muncul mengenai upaya eksploitasi perkebunan dan pertambangan di pulau-pulau kecil di Indonesia. Salah satunya adalah Kaka Slank yang membuat petisi menolak pertambagan biji besi di pula Bangka, Sulawesi Utara.[]