More

    Anak Tukang Becak Raih IPK 3,96

    Ahmad Fauzan Sazli

    Mugiyono dan putrinya, Raeni menuju auditorium Unnes, Selasa, (10/06/2014). Foto : Unnes
    Mugiyono dan putrinya, Raeni menuju auditorium Unnes, Selasa, (10/06/2014). Foto : Unnes

    SEMARANG, KabarKampus – Mugiyono, patut berbangga hati. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak ini berhasil mengantarkan putrinya sampai ke jenjang sarjana. Tak hanya itu, putrinya tersebut ditetapkan sebagai mahasiswa terbaik dengan IPK 3,96 dalam wisuda yang digelar Unnes, hari Selasa kemarin, (10/06/2014).

    Putri Mugiyono tersebut adalah Reini, wisudawan dari Jurusan Pendidikan Akutansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes). Reini merupakan penerima beasiswa Bidikmisi Unnes.

    - Advertisement -

    Selama kuliah ia beberapa kali memperoleh IPK 4. Prestasi ini berhasil dipertahankan hingga lulus kuliah. Reni bertekad agar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan orang tuanya.

    “Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Penginnya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi,” kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut seperti yang dilansir dari Unnes.

    Ayahanda Reini sendiri, sehari-hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal. Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis.

    Sebagai tukang becak, Mugiyono mengaku, penghasilannya tak menentu. Mulai 10 ribu rupiah hingga 50 ribu rupiah. Selain berprofesi sebagai tukang becak, Mugiyono juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji 450 ribu rupiah per bulan.

    Mugiyono sangat mendukung mendukung cita-cita anaknya. Saat bekerja di pabrik kayu lapis, ia rela berhenti dari perkejaannya tersebut, agar mendapat pesangon dari perusahaannya bekerja. Uang pesangon itu digunakan untuk mendukung putri bungsunya itu berkuliah meraih cita-citanya menjadi guru.

    “Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon,” kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.

    Saat acara wisuda yang digelar Unnes kemarin. Mugiyono pun dengan berbangga hati mengantarkan putrinya tersebut dengan menggunakan becaknya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here