More

    Peminat Bayi Tabung di Bandung Meningkat

    Mega Dwi Anggaraeni

    arum khusus untuk mengambil mengambil embrio dan menanamkannya ke dalam rahim. Salah satu sudut ruang steril untuk penyimpanan embrio di Klinik Aster, RSHS Bandung. Foto. Mega Dwi A
    arum khusus untuk mengambil mengambil embrio dan menanamkannya ke dalam rahim.Foto. Mega Dwi A

    BANDUNG, KabarKampus – Peminat program bayi tabung terus meningkat dari waktu ke waktu. Sejak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mulai menawarkan jasa untuk pasangan yang kesulitan memiliki anak pada 2005, permintaan akan program ini pun terus bertambah.

    Salah satu pasangan yang mengikuti program ini adalah Deni Sondarra, 37 tahun, dan Nurhayati, 38 tahun. Untuk menjalani program bayi tabung, Deni dan istri harus mengeluarkan dana hampir seratus juta.

    - Advertisement -

    Keinginan memiliki bayi tabung tersebut, Setelah Deni dan Nurhayati berkonsultasi dengan salah satu tim Klinik Aster pada 2012. Dari sana pasangan yang telah empat tahun menikah tersebut mengetahui ada masalah penyumbatan pada saluran rahim sang istri. Penyumbatan itulah yang mengakibatkan mereka sulit memiliki keturunan.

    Keputusan untuk mengikuti program bayi tabung pun mereka lakukan. Tetapi, tujuh minggu setelah embiro dimasukkan ke dalam rahim Nurhayati, janin tidak berkembang. Dokter pun harus mengangkat janin tersebut.

    “Satu tahun setelah itu, kami kembali mengikuti program lagi. Alhamdulillah yang kedua ini berhasil,” ungkap Deni kepada wartawan saat ditemui di Klinik Aster, Rabu (4/6/2014).

    Pasangan lain yang mengikuti program serupa adalah Rivaldo, 29 tahun dan Lisa Fatma, 29 tahun. Pasangan dari Bukit Tinggi ini bisa disebut lebih beruntung, karena embrio yang ditanam ke rahim Lisa langsung berkembang menjadi janin.

    “Dua embrio yang ditanam langsung jadi dua-duanya, kami jadi memiliki anak kembar. Padahal awalnya tidak merencanakan untuk memiliki bayi kembar,” ujar Rivaldo.

    Dr. Hertanto Bayuaji, Kepala Klinik Aster mengatakan, program bayi tabung ini bisa dikatakan terus mengalami peningkatan. Menurutnya, hal itu dilihat dari banyaknya jumlah pasangan yang mengikuti program bayi tabung, sejak RSHS membuka klinik layanan fertilitas pada 2005.

    “Sudah ada 500 pasangan yang mengikuti program ini. Mungkin dulu pasangan yang belum memiliki keturunan ini bingung mau konsultasi dan datang ke mana. Kini mereka sudah tahu harus ke mana,” katanya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here