Frino Bariarcianur
![FOTO :](https://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2014/06/fifa-go-home-2.jpg)
![Demonstran berbaris untuk memprotes jumlah uang yang dihabiskan untuk persiapan Piala Dunia di Sao Paulo, Brasil, Selasa, 15 April, 2014. Brasil akan menjadi tuan rumah turnamen sepak bola tahun ini. (AP Photo / Andre Penner)](https://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2014/06/fifa-go-home-4.jpg)
![(REUTERS / Lunae Parracho) anggota media polisi kerusuhan Film selama protes terhadap Piala Dunia 2014 di Sao Paulo 12 Juni 2014.](https://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2014/06/fifa-go-home-5.jpg)
![Seorang pria bertopeng melempar batu ke arah polisi anti huru-hara selama protes oleh orang-orang menuntut pelayanan publik yang lebih baik dan melawan uang yang dihabiskan pada turnamen sepak bola Piala Dunia di Sao Paulo, Brazil, Kamis, 12 Juni, 2014. Polisi Brazil bentrok dengan anti-Piala Dunia pengunjuk rasa berusaha memblokir bagian dari jalan raya utama yang menuju ke stadion yang menjadi tuan rumah pertandingan pembukaan turnamen. (AP Photo / Rodrigo Abd)](https://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2014/06/fifa-go-home-7.jpg)
![Seorang wartawan yang bekerja untuk CNN dibantu setelah terluka dalam bentrokan antara polisi dan demostrators mlitary selama protes terhadap Piala Dunia 2014, di Sao Paulo 12 Juni 2014. (REUTERS)](https://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2014/06/fifa-go-home-6.jpg)
![Demonstran ditangkap, Sao Paulo (12/06/2014). FOTO :](https://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2014/06/fifa-go-home-3.jpg)
Gelombang demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat Brasil tidak surut. Para demonstran tetap melakukan aksi protes terhadap pemerintah yang dianggap lebih mengutamakan FIFA ketimbang rakyat Brasil sendiri.
Para demonstran menuliskan pernyataan mereka di spanduk “Jika kita tidak memiliki hak, tidak akan ada Piala.” Mereka juga membawa poster bertuliskan “Fifa Go Home”, “We Need Money for Hospitals and Education.”
Polisi yang menjaga ketat kota Sao Paulo akhirnya memukul dan menembakkan gas air mata ke arah demonstran, Kamis lalu (12/06/2014). Aksi ini sebenarnya aksi lanjut dari beberapa bulan lalu ketika Pemerintah Brasil lebih memfokuskan perhelatan sepak bola dunia ketimbang nasib warga Brasil sendiri.
Bayangkan saja, pemerintah Brasil nekat mengeluarkan dana sebesar 11 miliar dollar Amerika. Biaya ini pun disebut-sebut sebagai pembiayaan paling mahal dalam sejarah World Cup. Mereka menuntut agar pemerintah Brasil mementingkan pendidikan ketimbang melayani FIFA.
Kemarahan rakyat Brasil dapat dipahami karena pembiayaan yang fantastis itu sebagian besar berasal dari pajak mereka. []