A. Fauzan
SURABAYA, KabarKampus – Tempat sampah yang satu ini dapat diubah ukurannya sesuai kebutuhan pengguna. Dia dapat dibuat menjadi kecil juga besar. Namanya Tsamtis Alias Tempat Sampah Praktis.
Tsamtis ini dibuat oleh empat mahasiswa Jurusan Desain Produk Industri (Despro) ITS, yakni Farah Aulia Rahma, Bunga Asgiani Aziza, Syukriatun Niamah dan Sakha Ul Azkya. Sesuai namanya, kepraktisan merupakan hal yang diusung oleh keempat mahasiswa tersebut.
“Desain Tsamtis juga memiliki laci di bagian bawahnya untuk menyimpan kantong plastik untuk tempat sampah agar bagian dalamnya tetap bersih,” ungkap Farah selaku ketua tim Tsamtis.
Ia menjelaskan, ide menciptakan tempat sampah yang adjustable ini ternyata muncul dari kehidupan mereka di jurusan Desain Produk Industri (Despro). Despro sendiri sering menggelar berbagai acara sehingga banyak sampah yang berserakan seusai acara. Melihat hal itu, Farah dan timnya pun akhirnya menggagas ide tempat sampah yang ukurannya bisa diperbesar maupun diperkecil sesuai kebutuhan.
Menurut Farah, ukuran tempat sampah yang bisa diubah-ubah mampu memenuhi kebutuhan berbagai pihak. Contohnya saja untuk tingkat rumah tangga yang membutuhkan tempat sampah kecil, Tsamtis tinggal diturunkan sehingga ukurannya menjadi kecil. Sedangkan untuk tempat yang besar atau tempat umum, Tsamtis bisa dinaikkan hingga ukuran maksimalnya.
Tsamtis dibuat menggunakan bahan dasar resin dan fiberglass. Produk ini cocok untuk masyarakat urban yang membutuhkan kepraktisan.
Untuk harga sendiri Farah dan teman teman mematok harga 500 ribu rupiha perbuah. Mereka menjuanya secara langsung dan online di media sosial.
Saat ini produk ini telah dilirik oleh beberapa konsumen. Salah satunya adalah SMA di Jember yang telah memborong 24 produk Tsamtis.
Thamtis sendiri adalah produk inovatif yang dilombakan dalam ajang Pimnas 2014 di Universitas Diponegoro. Namun, Farah mengaku mereka tidak akan berhenti hingga di PIMNAS. Mereka ingin mengembangkan bisnis yang mereka rintis dan terus menginovasi desain Tsamtis agar lebih praktis lagi.
“Nantinya, kami juga berharap bisa mengembangkan desain Tsamtis agar bisa membedakan sampah organik dan non organik, namun tidak meninggalkan ciri utamanya yaitu praktis,” pungkasnya.[]