ABC AUSTRALIA NETWORK
Kedutaan besar Australia di Indonesia sedang mengurusi jenazah dua terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang dieksekusi hari Rabu (29/04/2015) dinihari. Jenazah mereka akan diterbangkan ke Australia.
Menyusul eksekusi terhadap dua warga Australia bersama dengan enam terpidana mati lainnya, pihak keluarga Chan dan Sukumaran sudah mengeluarkan pernyataan.
“Hari ini kami kehilangan Myuran dan Andrew. Anak-anak kami, saudara kami. Selama sepuluh tahun sejak mereka ditahan, mereka berbuat banyak untuk memperbaiki diri, membantu banyak yang lain,” demikian dikatakan.
Ditambahkan, “Mereka meminta pengampunan, tetapi tidak mendapatkanya. Kami sangat berterima kasih atas seluruh bantuan yang kami terima. Kami akan selalu mengingat itu selamanya.”
Keluarga Chan dan Sukumaran masih berada di Cilacap, kota yang terdekat dengan Nusa Kambangan, dimana mereka sebelumnya menunggu konfirmasi atas eksekusi terhadap Chan dan Sukumaran sudah dilakukan.
Sebelumnya, salah seorang pengacara Chan dan Sukumaran, Todung Mulya Lubis dalam cuitannya meminta maaf. “Saya gagal, saya kalah. Saya meminta maaf,” demikian ditulis Todung.
Dalam laporannya, wartawan ABC di Indonesia George Roberts mengatakan bahwa ketika dieksekusi Chan dan Sukumaran sendirian, tanpa didampingi oleh penasehat spiritual mereka.
“Pada awalnya mereka tidak diizinkan bertemu dengan pendeta yang mereka pilih untuk mendampingi. Namun tidak lama kemudian kami mendapat kabar bahwa mereka diizinkan bertemu dengan penasehat spritual,” katanya.
“Namun ketika eksekusi terjadi, informasi yang kami dapatkan adalah bahwa tidak ada saksi meskipun biasanya selalu ada tokoh keagamaan yang menyaksikan eksekusi dilakukan, dan memberikan sakramen terakhir bagi mereka yang dieksekusi,” tambahnya.
“Sepanjang yang saya ketahui ini tidak terjadi. Kedua orang ini (Chan dan Sukumaran) sendirian,” jelasnya lagi. []
