JAKARTA, KabarKampus – BEM Universitas Indonesia membantah mereka telah dibungkam oleh Presiden Jokowi lewat jamuan makan malam yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin malam, (18/05/2015). Bagi BEM UI bertemu dengan presiden adalah cara yang efektif untuk menyampaikan tuntutan mereka.
“Kami tidak peduli masalah teknisnya seperti apa. Mau makan siang, makan malam dan sebagainya. Itu soal teknis. Goalnya adalah pertemuan dan bagaimana suara kami bisa didengarkan,” kata Andi Kepada KabarKampus.
Ia menjelaskan, BEM UI memang sepakat bahwa cara yang paling efektif adalah bertemu langsung dengan presiden. “Bagaimana pun caranya, mau itu di pasar di istana kek, mau it di wc sekalipun,” terang Andi.
Oleh karena itu, kata Andi dia tidak sepakat kalau jamuan makan malam di Istana sebagai bentuk pembungkaman terhadap mereka. Karena itu tidak sebanding dengan bila ada perbahan kebijakan yang bisa berdampak pada 200 juta orang Indonesia setelah pertemuan tersebut.
(Baca Juga: BEM UI Tak Puas Dengan “Jamuan Makan Malam Istana”)
Selanjutnya kata Andi, ia juga membantah setelah jamuan makan malam tersebut, mereka membatalkan aksi demonstrasi yang sebelumnya telah mereka rencanakan. Dalam pertemuan tersebut tidak ada pembahasan untuk menghentikan aksi yang akan mereka lakukan.
“Saya melihat tidak ada korelasi antara hadir ke pertemuan dengan pembatalan aksi. Aksi, dialog dan pertemuan hanyalah tools. Saya tegaskan dan saya pastikan tanggal 21 Mei mendatang mahasiswa akan tetap turun,” tegas Andi.[]