BANDUNG, KabarKampus – Prof Emil Salim, kembali mengenang masa-masa ia menjadi Ketua Delegasi Indonesia saat mengikuti Konferensi Mahasiswa Asia Afrika pada tahun 1959. Mantan guru besar FE Universitas Indonesia ini mengatakan, ketika ia mengikuti konferensi tingkat mahasiswa tersebut, isu yang mereka usung adalah solidaritas negara terjajah menentang kolonialisme.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri Konferensi Mahasiswa Asia Afrika yang digelar di Museum Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, Kamis, (30/04/2015). Konferensi ini merupakan konferensi tingkat mahasiswa Asia Afrika kedua setelah tahun 1959.
Emil mengatakan, dalam Konferensi Mahasiswa Asia Afrika ketika itu, mahasiswa yang datang adalah para pejuang yang ingin merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Semangat yang diusung adalah solidaritas kemerdekaan menentang kolonialisme.
Namun kata Emil, sekarang negara Asia Afrika sudah merdeka. Tapi sayang ilmu pengetahuan dan ekonominya masih tertinggal.
“Oleh karena tema perjungan mahasiswa Asia Afrika sekarang bukan lagi solidaritas kemerdekaan, namun penguasaan ilmu dan teknologi. Bangkit terhadap dunia barat,” kata alumnus Ekonomi UI ini.
Bagi Emil, Asia Afrika harus bangkit menguasai sains dan teknologi. Untuk itu mahasiswa Asia Afrika harus bekerjasama dalam bidang teknologi
“Saya sampaikan kepada teman-teman mahasiswa, jangan berpolitik-politikan dulu. Kuasai teknologi dulu. Politik adalah tanggung jawab generasi tua. Tanggunga jawab generasi muda adalah melawan ketidakadilan, kemiskinan agar generasi mendatang menjadi lebih baik. []