Hartanto Ardi Saputra

Seorang perempuan muncul dari samping panggung dengan wajah yang penuh dengan cat putih. Ia kemudian berpantonim dengan mengadopsi puisi karya sastrawan, Joko Pinurbo, berjudul “Hujan Kecil”.
Aksi perempuan ini merupakan salah satu penampilan dari berbagai penampilan di acara Pentas Seni “Sastra Musim Pancaroba” yang digelar mahasiswa pegiat sastra Jogja Sanggar Nuun dan Kopi Nyastro di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kali Jaga Yogyakarta, Sabtu, (06/06/2015). Dalam acara ini selain pantonimasisasi puisi juga menampilkan musikalisasi puisi, orasi budaya, dan pembacaan puisi.
Muhammad Akip Aunulhaq penggagas Komunitas Kopi Nyastro mengatakan, tema Sastra Musim Pancaroba itu dipilih atas dasar kondisi penggiat sastra di Indonesia sedang sibuk berkonflik. “Contohnya adanya penerbitan buku berjudul 33 sastrawan yang menuai protes. Terus kasus Saut Situmorang dan Sitok Srengenge,” ujarnya.
Akib menganologikan, konflik tersebut seperti musim pancaroba. “Musim pancaroba itukan kadang-kadang hujan, kadang-kadang panas, dan kadang-kadang mendung. Sehingga muncul banyak penyakit,” ujarnya.
Adapun, berbagai komunitas penggiat sastra tampil dalam acara tersebut antara lain, Gorong-gorong Institut, Kopi Basi, dan Komunitas Bawah Pohon. Selain itu hadir juga sastrawan angkatan 80an, Iman Budhi Santosa, yang melakukan orasi budaya.[]