More

    Mahasiswa UGM Latih Kreativitas Penyandang Disabilitas

    Mahasiswa UGM latih penyandang disabilitas untuk membuat produk kerajinan yang dapat dipasarkan. Dok. UGM
    Mahasiswa UGM latih penyandang disabilitas untuk membuat produk kerajinan yang dapat dipasarkan. Dok. UGM

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mendampingi puluhan penyandang disabilitas atau kebutuhan khusus di Panti Asuhan Bina Remaja, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Di sana mereka melatih penghuni panti asuhan untuk membuat benda-benda kerajinan tangan yang dapat dijual dipasaran.

    Kelima mahasiswa tersebut terdiri dari Andy Aulia Prahardika, Abisatya Yogi Pradika, Sekar Sakti, Hermawan Maulana dan Arum Renaningtyas. Mereka tidak hanya membuat produk kerajinan, namun juga ikut membantu memasarkannya.

    Menurut Aulia, pelatihan terhadap para penyandang disablitas dimulai dengan memberikan motivasi agar mereka mengembangkan potensi diri masing-masing. Kemudian mereka membimbing berbagai hal seperti keuangan, pembelian abrang, dan distribusi barang.

    - Advertisement -

    Selanjutnya kata Aulia, pelatihan diberikan kepada para pengasuh dan penghuni panti untuk terus bisa menghasilkan ide kreatif. Selain itu juga untuk meningkatkan kreativitas mereka agar apa yang dibuat dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

    “Sejak awal mereka telah memiliki potensi dalam hal pembuatan prakarya manik-manik ini namun belum dikembangkan secara baik. Kami mencoba memberi motivasi dan bantu memasarkan agar mereka tetap kreatif dan terus bersemangat,” kata Aulia.

    Aulia mengaku,  dalam pelatihan ini hal yang paling sulit bagi adalah melatih para pengasuh dan juga para penghuni panti untuk mampu melakukan pemasaran. Karenanya pelatihan dalam hal Branding, packaging, exhibition, promotion baik online maupun offline, serta pendirian showroom juga  diberikan agar dapat membantu penyandang berkebutuhan khusus ini bisa meneruskan usaha mereka secara mandiri.

    Saat ini kata Aulia, para penghuni panti asuhan yang sebelumnya dibimbing untuk membuat kerjainan sekarang sudah tidak lagi. Mereka sekarang sudah mengerjakannya secara mandiri. “Mereka bersemangat membuat prakarya secara mandiri,” ungkapnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here