YOGYAKARTA, KabarKampus-Musim kemarau yang diperkirakan pada bulan Mei 2016 akan berkepanjangan. Masyarakat Indonesia diminta untuk mengantisipasi bencana kekeringan yang terjadi hampir setiap tahun.
Berikut ini saran Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatasi bencana kekeringan di Indonesia :
Siapkan tandon air
Menyediakan tangki, tempayan, drum atau membuat kolam dan sumur di pekarangan rumah. Tempat ini untuk menampung air hujan yang kelah dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Penyediaan tandon air sebaiknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan serta Dinas Pekerjaan Umum
Pengaturan irigasi dan pola tanam
Untuk petani, UGM menyarakankan agar mengatur pola tanam ketika musim berganti. Sehingga ketika musim kemarau melanda, petani tidak repot harus mencari sumber pengairan. Sesuaikan jenis tanaman, waktu, dan ketersediaan air.
Dua saran sederhana ini sebenarnya sudah lama diterapkan di sejumlah daerah Indonesia.
Bencana kekeringan seharusnya tak terjadi jika Indonesia menyadari pentingnya hutan dan ruang terbuka hijau di perkotaan sebagai salah satu sumber air. Namun pembangunan gedung-gedung bertingkat mendesak ruang terbuka hijau. Bencana kekeringan menjadi begitu menakutkan di salah satu negeri hutan tropis terbaik di dunia ini.[]
Aktifis UGM sejak dulu yang sering berperan aktif untuk membantu mengentaskan masalah kekeringan di Gunungkidul ini bisa juga dipalikasikan di daerah lain yang rawan kekeringan