More

    Kuliah Kedokteran Jiwa Bukan Hanya Tangani Orang Skizofrenia

    Temu ilmiah dengan tema "Quo Vadis LGB-T?" di Kampus FK Unpad, Bandung.
    Temu ilmiah dengan tema “Quo Vadis LGB-T?” di Kampus FK Unpad, Bandung.

    Encep Sukontra

    BANDUNG, KabarKampus-Mungkin bagi sebagian orang lulusan kedokteran jiwa identik dengan pekerjaan yang berkaitan dengan gangguan jiwa atau skizofrenia. Sehingga lulusan kuliah dengan jurusan psikiatri dinilai akan bekerja di lingkungan orang-orang stress dan depresi.

    Anggapan itu ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya benar.

    - Advertisement -

    Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran (Unpad), Lucky Saputra., dr, SpKJ(K), M.Kes, mengatakan lulusan kedokteran jiwa sebenarnya memiliki ruang lingkup kerja yang luas, tidak melulu berhubungan dengan skizofrenia.

    Berdasarkan buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) terbitan Departemen Kesehatan RI, ilmu jiwa menangani banyak asepek kehidupan manusia modern.

    Antara lain, kata Lucky, penyalahgunaan zat narkotika, gangguan kepribadian, gangguan akibat kepikunan, autis atau gangguan pada anak, sampai stres pasca-trauma akibat pascabencana alam atau bencana sosial. Bahkan ahli jiwa memiliki peran terkait urusan ganti kelamin hingga isu Lesbian, Gay dan Biseksual dan transgender (LGB-T).

    “Semua itu mesti kita (ahli jiwa) tangani, semuanya membutuhkan psikiater,” kata Lucky Saputra, kepada Kabar Kampus di FK Unpad, Bandung, beberapa waktu lalu.

    Dengan luasnya ruang lingkup kerja psikiater atau ahli jiwa, lanjut dia, membuat Indonesia saat ini membutuhkan banyak lulusan kedokteran jiwa. Sehingga mahasiswa yang kini menggeluti ilmu jiwa tidak perlu khawatir akan sulitnya serapan kerja lulusan psikiater.

    “Begitu juga calon mahasiswa yang berniat mendalami ilmu kejiwaan, peluang kerjanya luas sekali seiring saat ini permasalahan yang berkaitan dengan kejiwaan bukan hanya menanggani gangguan-gangguan jiwa berat seperti skizofrenia, depresi, tapi kita sudah sesuai dengan PPDGJ III,” terangnya.

    Jika mengacu pada PPDGJ III, menurut dia, banyak sekali bidang-bidang kelimuan jiwa yang masih kosong. Dengan kata lain, kebutuhan psikiater di Indonesia sangat banyak. “Banyak bidang yang sebenarnya belum ada yang ngisi. Datanya ada di Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI),” ungkap dia.

    FK Unpad, kata dia, mempersilahkan calon mahasiswa yang berniat mendalami ilmu kedokteran jiwa melalui mekanisme yang ada, yaitu SNMPTN maupun SBMPTN. Sedangkan jumlah mahasiswa yang mendalami psikiater tiap tahunnya cenderung meningkat.

    “Tiap tahunnya kita meluluskan lima sampai delapan psikiater. Rata-rata mereka menempuh delapan semester,” jelasnya.

    Namun karena kapasitas yang masih terbatas, penerimaan calon mahasiswa psikiater dibatasi sampai 40 orang saja. Jumlah ini disesuaikan dengan jumlah tenaga pengajar atau dosen. Saat ini, jumlah pengajar psikiater di FK Unpad ada sebelas orang dengan perbandingan antara satu berbanding tiga atau lima mahasiswa. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here