More

    Pengelola Teledor, Gajah di Kebun Binatang Bandung Mati

    Adima

    Yani, gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) terbaring karena sakit beberapa jam sebelum akhirnya mati di Kebun Binatang Bandung, Rabu (11/05/2016). Gajah berusia 34 tahun yang didatangkan dari Lampung ini sudah terbaring sejak Senin, 2 Mei 2016 namun penanganannya masih mengandalkan dokter hewan on call karena Yayasan Margasatwa Taman Sari Bandung sudah setahun belakangan tidak memiliki dokter hewan permanen. FOTO : ADIMA
    Yani, gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) terbaring karena sakit beberapa jam sebelum akhirnya mati di Kebun Binatang Bandung, Rabu (11/05/2016). Gajah berusia 34 tahun yang didatangkan dari Lampung ini sudah terbaring sejak Senin, 2 Mei 2016 namun penanganannya masih mengandalkan dokter hewan on call karena Yayasan Margasatwa Taman Sari Bandung sudah setahun belakangan tidak memiliki dokter hewan permanen. FOTO : ADIMA

    BANDUNG, KabarKampus-Yani, seekor gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) berumur 34 tahun mati di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/05/2016). Yani tidur dan terbaring sejak Senin, 2 Mei 2016 lalu. Gajah keluaran Pusat Pelatihan dan Penangkaran Gajah Way Kambas, Lampung ini menghembuskan nafas terakhirnya di tempat yang sama.

    Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Sylvana Ratina menyesalkan kejadian ini. Menurut dia, Yayasan Margasatwa Tamansari sebagai pengelola kebun binatang tidak menginformasikan kondisi gajah yang sakit itu. Apalagi, sejak setahun belakangan kebun binatang –yang memiliki populasi 930 satwa dari 200 jenis—ini tidak memiliki dokter hewan karena sudah mengundurkan diri.

    - Advertisement -

    “Kami akan lakukan penyelidikan. Untuk penyebab kematian perlu dilakukan otopsi (nekropsi),” kata Sylvana di Kebun Binatang Bandung, Rabu (11/05/2016).

    Kedatangan beberapa dokter hewan, yang terbiasa menangani satwa liar, dari Taman Safari Indonesia, Pusat Rehabilitasi Elang, Cagar Alam Kamojang, Garut, serta dokter dari Rumah Sakit Hewan Cikole tidak mampu menyelamatkan Yani. “Gajah itu mati sekitar pukul setengah tujuh malam,” ungkap Sylvana.

    Tim dokter dibantu petugas kebun binatang dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam sempat membersihkan luka di sisi kanan tubuh Yani yang selama ini menjadi tumpuan badannya selama berbaring. “Kami juga sudah mengambil sampel darah. Selama pemeriksaan itu, kami minta kebun binatang tutup agar kegiatan tidak terganggu,” imbuh Sylvana.

    Kasus ini mendapatkan perhatian dari aktivis konservasi satwa. Koordinator Profauna Jawa Barat Rinda Aunilah mengungkapkan, persyaratan sebuah kebun binatang sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.31/Menhut-II/2012 tentang Lembaga Konservasi.

    Rinda memaparkan, kebun binatang sebagai lembaga konservasi untuk umum sekurang-kurangnya harus memiliki kandang pemeliharaan, kandang perawatan, kandang pengembangbiakan, kandang sapih, kandang peragaan, fasilitas kesehatan sebagai karantina dan klinik, serta memiliki tenaga permanen sebagai dokter hewan, tenaga paramedis, kurator, animal keeper, tenaga keamanan, dan tenaga kesehatan.

    “Serta memiliki luas areal sekurang-kurangnya 15 hektare,” tutur Rinda.

    Pemerintah, sambung Rinda, melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat seharusnya melakukan inspeksi rutin kepada setiap lembaga konservasi yang ada di wilayahnya. “Biar tidak ada kejadian seperti ini lagi,” ungkap Rinda.

    Juru bicara Kebun Binatang Bandung, Sudaryo mengatakan, tenaga dokter yang mereka gunakan untuk memeriksa kondisi Yani adalah dokter hewan dari luar. Semasa terbaring, Yani mendapatkan infus glukosa.

    “Sulit mencari dokter hewan untuk satwa liar,” kata Sudaryo.

    Kebun Binatang Bandung saat ini memiliki koleksi sekitar 930 ekor satwa dari 200 jenis. Seluruh satwa itu mendapatkan pengawasan dari 20 keeper satwa. Seluruh satwa itu dipelihara dalam areal yang luas totalnya mencapai 14 hektare. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here