BANDUNG, KabarKampus – Bagi Achmad Zaky, CEO Bukalapak yang kini sukses mengembangkan Bukalapak sebagai salah satu startup terbaik di Indonesia, berwirausaha itu diibaratkan berenang di tengah samudera yang banyak harta karunnya. Serba tidak pasti, namun ditengah ketidakpastian itu, di sanalah rezeki berlimpah.
“Memang ketika pertamakali menyemplung ke dalam samudera akan gelagapan. Namun seiring waktu berlatih seorang berpeluang untuk menaklukan samudera. Kalau sudah bisa berenang di sana, kita bisa bertahan dan seperti bisa menaklukan apapun,” katanya saat mengisi acara Inspirasi Ramadhan di Kampus ITB.
Pria kelahiran 1986 ini menjelaskan, entrepreneuship itu seperti olahraga, semakin sering berlatih, maka akan makin pintar. Seperti main bola waktu kecil, awalnya tidak bisa menendang, namun karena makin sering berlatih tendangannya akan sampai ke gawang.
“Jadi entrepreneur itu rumusnya jam terbang. Makin sering mencoba, makin ahli,” ungkap pria yang mengawali berwirausaha dengan usaha mie ayam ini.
Tapi kata lulusan Teknik Informatika ITB tahun 2008 ini, sebaiknya kegagalan dalam berlatih tersebut dihabiskan saat menjadi mahasiswa hingga usia 30 tahun. Hal tersebut karena, era mahasiswa hingga usia 30 tahun, merupakan era emas, yaitu era untuk menghabiskan banyak kegagalan tanpa takut resiko dan mencoba sebanyak-banyaknya peluang.
“Kalau usia sudah sampai 30 tahun, orang mikirnya sudah keamanan, karena sudah punya anak, mikirin anak kuliah dan sebagainya,” ungkapnya.
Zaky mengaku, hal itulah yang menjadi prinsipnya memulai wirausaha di waktu kuliah. Di waktu tersebut, resiko belum ada, beban juga belum ada.
“Jadi saya waktu kuliah mengambil pengalaman banyak sekali untuk gagal. Alhamdulillah, saat usia saya 25, buka lapak sudah mulai terbang,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Zaky berpesan kepada mahasiswa untuk mengambil jalur resiko. Karena di jalur resiko itu rezekinya sangat banyak.[]