ENCEP SUKONTRA
BANDUNG, KabarKampus-Syeikh Ikrimah Shabri, Imam Besar Masjid Al Aqsha, Palestina, mengatakan masalah Palestina sangat kompleksitas dan tidak bisa dipahami hanya berdasarkan informasi yang beredar saat ini. Menurutnya penting untuk memahami Palestina dari sisi sejarah maupun geografi.
Dengan mengetahui sejarah dan geografi Palestina, maka akan terhindar dari kesalahpahaman. Contohnya, selama ini Masjid Al Aqsa sering kali dipahami sabagai bangunan masjid yang menjadi kiblat pertama Rasululullah Muhammad SAW.
Padahal yang dimaksud Masjidil Aqsa adalah daerah seluas 14,4 hektar yang di dalamnya terdapat beberapa masjid dan situs sejarah, antara lain Masjid Al Qibli, mimbar Salahudin Al Ayubi, dan lain-lain termasuk daerah yang sekarang dibor oleh Israel untuk membuat terowongan.
“Maka pelajarilah sejarah dan geografi Palestina. Sebab mencintai Palestina tidak cukup hanya didasari perasaan saja, tapi harus didasari ilmu pengetahuan atau keilmuan,” kata Syeikh Ikrimah Shabri, Minggu (12/06/2016).
Imam Besar Mesjid Al Aqsha tersebut berbicara dalam Tabligh Akbar Spesial Ramadan yang digelar Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) Jawa Barat di Masjid Agung, Bandung. Pernyataan tersebut dilontarkan sang imam saat menjawab pemuda bernama Rizki yang menyanyakan bagaimana peran yang harus dilakukan pemuda Indonesia dalam menyikapi Palestina.
Rizki melihat perjuangan pemuda Palestina begitu semangat. Ia berharap pemuda Indonesia bisa seperti pemuda Palestina dalam memperjuangkan Palestina Merdeka.
Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang Palestina, Syeikh Ikrimah Shabri meminta warga Indonesia khususnya pemuda agar rajin-rajinlah membaca buku. Caranya bisa mencari buku tentang Palestina di perpustakaan-perpustakaan.
“Bisa juga menggali informasi tentang Palestina di internet,” kata Syeikh yang mengenakan gamis hitam khas Timur Tengah.
Setelah memperoleh pemahaman yang baik terhadap Palestina, langkah berikutnya baru melakukan dukungan lewat aksi nyata.
Caranya, kata Syeikh, bisa memberikan bantuan pada lembaga-lembaga yang fokus terhadap perjuangan Palestina, contohnya KNRP. Bisa juga memberikan bantuan kepada lembaha-lembaga pendidikan dan kesehatan untuk Palestina.
“Semua itu (pendidikan dan kesehatan) sangat dibutuhkan rakyat Palestina,” katanya.
Syeikh juga mengulas kondisi Palestina terkini yang sangat memprihatinkan. Pemerintah Israel terus melakukan penindasan. Salah satu kasus yang paling mengkhawatirkan adalah penggalian terowongan di bawah Masjidil Aqsa.
Menurutnya terowongan tersebut digali dengan cara dibor. Akibatnya, bagian bawah kompleks Masjidil Aqsa banyak lubang. “Jika terjadi gempa atau goncangan, bangunan Masjidil Aqsa bisa runtuh,” katanya.
Usai memberikan ceramah, KNRP Jawa Barat melakukan penggalangan dana. Ketua KNRP Jabar Arifin Sobari mengatakan, dana tersebut akan disalurkan sesuai dengan kebutuhan rakyat Palestina.
Kebutuhan rakyat Palestina sangat beragam, mulai kebutuhan dasar seperti pangan, air, listrik hingga pendidikan dan kesehatan. KNRP juga menyiapkan bantuan dalam bentuk program pendidikan, kesehatan, perumahan yang semuanya ada 17 program.
“Dana yang sudah diterima kita salurkan pada 17 program kami. Sengaja KNRP tidak fokus dalam satu program, karena kami menyalurkan berdasarkan permintaan rakyat Palestina,” terang Arifin Sobari. []