More

    Lokasi Penemuan Manusia Purba di Flores, Direkomendasikan Jadi World Heritage

    Geraham dan gigi berusia 700 ribu tahun yang ditemukan peneliti Indonesia dan Australia di Flores.
    Geraham dan gigi berusia 700 ribu tahun yang ditemukan peneliti Indonesia dan Australia di Flores. Foto : Fauzan 

    BANDUNG, KabarKampus – Sejumlah peneliti dari University of Wollongong Australia dan Pusat Survei Geologi, Badan Geologi berhasil menemukan manusia purba di Cekungan Soa, Mata Menge, Kabupaten Ngada dan Nagekeo, Provinsi NTT. Fosil ini diperkirakan berusia 700 ribu tahun serta menjadi fosil manusia purba tertua di daratan flores dan fosil manusia pertama yang ditemukan di Cekungan Soa.

    Fosil yang ditemukan tersebut adalah berupa gigi geraham (molar), gigi kancip (incisor), gigi taring (canine) dan tulang rahang (mandible). Selain fosil manusia, kegiatan penggalian ini juga menemukan fosil binatang dan alat batu (artefak). Fosil binatang ini antara lain gajah, buaya, komodo, tikus, katak, dan burung.

    Menurut Muhammad Wafid dari Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, saat ini baru Sangiran di Jawa Tengah yang menyandang predikat sebagai world heritage. Dari aspek geologi, paleontologi serta bentang alam lokasi ditemukannya manusia purba di Cekongan Soa ini sangat memungkinkan menjadi Sangiran-nya Indonesia Timur.

    - Advertisement -

    “Dan direkomendasikan menjadi world heritage kedua di Indonesia,” kata Muhammad Wafid.

    Oleh karena menurutnya, selain penting dari kaca mata ilmiah, penemuan manusia purba di Cekungan Soa akan memberi dampak positif bagi pemerintah daerah, terutama untuk pengembangan wilayah provinsi agar dapat lebih maju. Hal ini sesuai dengan nawacita Presiden Jokowi untuk mempercepat pembangunan di Indonesia Timur.

    Sementara itu Ir. FX. Sutijastoto, M.A. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM menjelaskan, dari Kementerian ESDM menuturkan, dari temuan tersebut, mereka menemukan budaya-budaya manusia yang sebenarnya masih terpendam dan saat ini masih diungkapkan sebagaian kecil saja. Dan tidak menutup kemungkinan lokasi penelitian tersebut dijadikan geopark yang potensial yang bisa dikembangkan di NTT.

    “Kami mendukung pengembangangan geopark sebagai bagian dari konservasi dari alam atau budaya,” katanya.

    Sutijastoto menjelaskan, penelitan ini merupakan hasil yang luar biasa. Karena yang ditemukan di Kabupaten Ngada ini ternyata fosil manusia purba yang umurnya 700 ribu tahun. Sementara di Sangiran, situs manusia purba di Jawa Tengah hanya berumur 60 ribu tahun.

    “Artinya ini membuka wacana kita untuk membuka sejarah peradaban 700 ribu tahun lalu, sudah ada manusia di NTT. Ini fotensial sekali, sebagai pembuka sejarah peradaban manusia dan bahkan bisa mengubah peta sejarah manusia di Indonesia. Ini modal dasar untuk  dikembangkan menjadi geopark,” ungkap Sutijastoto.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here