More

    Ramadhan dan Mudik Dimata Fotografer Bandung

    Djuli Pamungkas dalam diskusi "Ramadhan dan Mudik Dimata Fotografer Bandung" rabu, 22 Juni 2016. Foto : Ahmad Fauzan
    Djuli Pamungkas dalam diskusi “Ramadhan dan Mudik Dimata Fotografer Bandung” rabu, 22 Juni 2016. Foto : Ahmad Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, bulan ramadhan menjadi momentum spesial bagi masyarakat Indonesia. Semarak ramadhan pun lebih terasa, mulai dari aktivitas ngabuburit, tadarus, iktikaf, mudik dan sebagainya menjadi agenda umat Islam Indonesia setiap tahunnya.

    Bagi media massa, kegiatan bulan ramadhan pun menjadi agenda tersendiri. Termasuk fotografer, sebagai pekerja media yang menghadirkan gambar-gambar kegiatan ramadhan.

    Salah satunya bagi Djuli Pamungkas, fotografer Koran Sindo Jabar. Djuli menilai aktivitas ramadhan khususnya di Kota Bandung memiliki kebiasaan yang sama, mulai dari pemantauan hilal, aktivitas ngabuburit, berjualan takjil, tarawih dan mudik. Namun, karena, mau tidak mau dia harus mengikuti siklus tahunan tersebut, ia pun mencoba mengambil gambar yang berbeda dari yang pernah ada.

    - Advertisement -

    “Meskipun objek gambar yang diambil dari tahun itu-itu saja, seperti pemantauan hilal di bosscha. Saya pribadi tidak mengulang gambar yang sama,” katanya dalam diskusi fotografi “Ramadhan dan Mudik Dimata Fotografer Bandung” di KaKa Kafe, Bandung, Rabu 22 Juni 2016 lalu.

    Sejumlah gambar yang pernah diambil oleh Djuli diantaranya adalah kegiatan main lodong atau meriam dari bambu, aktivitas  penyandang disabilitas tuna netra yang mengaji dengan Al-Quran braile, kegiatan bermain bulu tangkis di pesantren dan sebagainya.

    “Saya sering tertarik dengan aktivitas penyandang tuna netra, ditengah keterbatasannya mereka tetap menjalankan aktivitas mengaji di bulan puasa. Ini jadi seperti sebuah cerminan buat temen-temen yang lain. Sementara kegiatan santri pesantren sedang bermain bulu tangkis, saya ingin menunjukkan, kalau pesantren tidak cuma baca tulis dan mengaji,” kata Djuli yang juga merupakan ketua umum Wartawan Foto Bandung ini.

    Djuli menjelaskan, salah satu agenda rutin memotret pada saat mudik adalah foto kemacetan. Salah satunya adalah foto kemacetan di Lingkar Gentong.

    Djuli sengaja ke Lingkar Gentong, untuk menggambarkan kemacetan pada saat mudik. Menurut Djuli, alasannya mencari kemacetan, karena suasana mudik tidak lengkap tanpa ada kemacetan.

    “Walaupun, tidak macet pun tetap menjadi berita, namun media koran tempat saya bekerja lebih menganggap foto kemacetan adalah hal yang menarik. Jadi, sebisa mungkin saya ambil gambar macet, baik karena mogok atau karena volume kendaraan meningkat,” ungkap Djuli

    Namun apapun alasannya, bagi Djuli, ia harus jujur menyampaikannya kepada masyarakat. Ia akan menjelaskan alasan macet terjadi. Karena foto juga bisa menjadi bagian dari edukasi kepada masyarakat.

    “Misalkan bila saya menyampaikan gambar ada kemacetan di suatu tempat, informasi ini bisa digunakan pemudik untuk melalui jalur lain,” ungkap pria berambut gondrong ini.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here