More

    Didesak Hapus Uang Pangkal Seleksi Mandiri, Ini Jawaban Rektorat UPI

    Ratusan mahasiswa UPI menggeruduk kantor rektorat menuntut penghapusan uang pangkal bagi calon mahasiswa seleksi jalur Mandiri, Senin, (15/08/2016). Foto : Fauzan Sazli
    Ratusan mahasiswa UPI menggeruduk kantor rektorat menuntut penghapusan uang pangkal bagi calon mahasiswa seleksi jalur Mandiri, Senin, (15/08/2016). Foto : Fauzan Sazli

    BANDUNG, KabarKampus – Sekitar 800 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI Bandung) menggelar aksi di depan Kantor Rektorat UPI, Bandung, Senin, (15/08/2016). Mereka mendesak agar uang pangkal pangkal untuk calon mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Seleksi Mandiri dihapuskan.

    Mahasiswa pun berhasil menemui rektor serta para wakilnya. Namun dalam pertamuan yang digelar sekitar satu jam tersebut, mahasiswa mengaku tak mendapatkan hasil apapun. Hingga akhirnya Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si, Wakil Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan keluar dan  menemui mahasiswa yang menunggu di luar Kantor Rektorat.

    Asep Kadarohman mengatakan, mereka sangat mengapresiasi aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Mereka juga memahami problematika yang ada.

    - Advertisement -

    “Perlu saya sampaikan univeristas punya pemikiran dan punya perasaan. Oleh karena itu kita dengan mahasiswa yang diterima di seleksi mandiri, sebenarnya sudah lama kita pikirkan. Kita juga sudah sosialisasi bertahap. Karena manusia itu tidak selalu di bawah juga tidak selalu di atas. Mungkin sekarang dia di atas merasa sombong, atau suatu saat Allah akan menguji di bawah. Bagi yang di bawah tidak usah pesimis karena hidup ini berputar. Mungkin dia bisa berubah, dia bisa berkembang lebih baik,” kata Warek 1 berorasi dihadapan ratusan mahasiswa UPI.

    Ia menuturkan, untuk mahasiswa yang diterima di jalur Seleksi Mandiri, apabila orang tuanya tidak mampu membayar biaya yang seharusnya dibayar, mohon untuk menghubungi rektorat akademik. Mereka diharuskan membawa surat pernyataan masuk UPI seperti apa kesanggupannya.

    “Kesanggupannya macam-macam, silahkan saja. Kemudian dilengkapi dengan keterangan dari kelurahan atau desa yang menyatakan hal tersebut,” jelasnya.

    Hal itu kata Asep, agar memudahkan mereka melakukan verifikasi. Kemudian bagi mereka yang ternyata sampai tanggal 15 tidak bisa membayar, registrasi akan tetap dibuka dengan catatatan mahasiswa tersebut sebelumnya telah lapor.

    “Itu bukan cuma untuk anak anak yang Seleksi Mandiri tapi mahasiswa juga yang aktif. Karena biasanya sudah dipasang penangguhan, tidak daftar penangguhan. Setelah dateline habis, dia baru lapor. Nah kepatuhan melaporkan mohon diperhatikan,” ungkap Asep.

    Meski telah membuat pernyataan dihadapan mahasiswa, namun mahasiswa tidak puas dengan pernyataan tersebut. Mahasisswa menganggap Warek 1 tidak memberikan keputusan apapun.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here