More

    Mahasiswa Unej Sukses Atasi Gizi Buruk di Jember

    Mahasiswa Unej mengatasi persoalan kurang gizi di desa Jelbuk, Jelmber.
    Mahasiswa Unej mengatasi persoalan kurang gizi di desa Jelbuk, Jember lewat program Padi Ceri.

    Persoalan kekurangan gizi pada anak di Jember menjadi perhatian mahasiswa Universitas Jember (Unej). Salah satu daerah yang menjadi perhatian mereka adalah Kecamatan Jelbuk yang memiliki permasalahan gizi atau kurang gizi paling banyak di antar kecamatan lain di Jember.

    Untuk mengatasi kekuarangan gizi di desa tersebut, mereka menginisiasi Pos Kader Ibu Cermat Gizi atau yang disingkat  Padi Ceri. Program ini merupakan program yang dirancang membangun kapasitas petugas kesehatan dan para kader Pos Yandu dalam memberikan konseling pemberian makanan bayi dan anak untuk mencegah kekurangan gizi pada balita.

    Kegiatan yang dilakukan antara lain sharing informasi kesehatan, pembudidayaan tanaman pangan keluarga, pelatihan pembuatan makanan alternatif seperti nugget ontong,  brownies singkong, es krim ubi dan lain-lain, serta pemeriksaan status gizi balita. Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa berkoordinasi dengan Puskesmas Jelbuk, bidan desa beserta perangkat desa lainnya.

    - Advertisement -

    Sejumlah mahasiswa yang menggagas program ini adalah Dwi Yoga Setyorini, Talitha Zhafirah, Fiqri Nur Latifatul Qolbi, Rizky Bella Mulyaningsasi dan Neneng Dwi Saputri. Mereka merupakan mahasiswa Ilmu Keperawatan (PSIK) Unej.

    Dwi Yoga Setyorini menuturkan, gizi balita merupakan faktor yang sangat penting karena berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan balita. Balita dengan dengan gizi buruk memiliki resiko sering terkena penyakit.

    “Dari pengamatan kami, kejadian balita kurang gizi juga terjadi di Jember, khususnya di Kecamatan Jelbuk yang ternyata paling banyak memiliki permasalahan gizi dibandingkan kecamatan lainnya, khususnya balita kurang gizi,” jelas Dwi Yoga.

    Program Padi Ceri yang digagas oleh lima srikandi PSIK Unej ini pun berbuah positif. Selama periode pelaksanaan Maret hingga Juli 2016, dari enam balita yang tergolong mengalami gizi buruk tersisa hanya dua orang saja. Sementara untuk balita berstatus gizi kurang yang semula tercatat delapan balita, kini tinggal enam orang.

    “Dari hasil pengamatan kami, rata-rata setiap balita berat badannya bertambah 300 gram sampai 1 kilogram per bulannya,” tambah neneng.

    Sementara itu Winarko, Kepala Desa Panduman, Winarko, menyambut baik program Padi Ceri di desanya. Ia berharap program Padi Ceri terus berlanjut dan berkembang, sehingga pengentasan balita gizi buruk dan gizi kurang dapat tercapai, tidak hanya di desanya saja namun juga di seluruh desa lainnya di Kecamatan Jelbuk.

    “Dengan program Padi Ceri, warga beserta kader kesehatan di Desa Panduman ini bisa tahu bagaimana memberi gizi yang baik untuk balita, sampai pada bagaimana cara memasak yang baik dan benar,” kata Winarko.

    Ide dan hasil kerja keras para mahasiswi PSIK ini juga mendapatkan apresiasi dari Kemenristekdikti. Buktinya program Padi Ceri berhasil maju ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 29 di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), tanggal 8 sampai 11 Agustus 2016 nanti.

    Program Padi Ceri maju untuk kategori Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Nantinya duta kampus Tegalboto ini akan berkompetisi dengan 143 wakil dari perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here