More

    Penting! Kenalilah Kecerdasan dan Keunikan Virus Influenza

    ENCEP SUKONTRA

    Praktek pembajakan bukan hanya dilakukan manusia. Virus pun bisa melakukannya.

    Ilustrasi virus influensa. FOTO : www.scientificpsychic.com
    Ilustrasi virus influensa. FOTO : www.scientificpsychic.com

    BANDUNG, KabarKampus-Aulicia Anita Artarini, ahli virus (virolog) Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan virus influluenza dapat melakukan praktek pembajakan dan perubahan materi genetik. Prosesnya terjadi di dalam tubuh inang yakni manusia.

    - Advertisement -

    “Virus ini mampu membajak sistem yang ada di dalam sel manusia atau inangnya,” kata Aulicia Anita Artarini saat menyampaikan orasi ilmiah dihadapan ribuan mahasiswa pascasarjana ITB di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB, Jalan Tamansari, Bandung, baru-baru ini.

    Doktor lulusan Max Planck Institut for Infection Biology Berlin, Jerman (2009-2013) dengan disertasi “Characterization of host cell factors that are essential for Influenza A virus infection” ini menyatakan, praktek pembajakan sistem sel inang menjadi salah satu kecerdasan yang dimiliki virus influenza.

    Ia mengungkapkan, virus influenza berukuran sangat kecil, yaitu 80-120 nanometer, dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop electron. Virus influenza ini membawa materi genetik RNA yang bersegmen dan memiliki protein permukaan hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N) yang kemudian dijadikan dasar penamaan virus influenza, misalnya H1N1, H3N2, H5N1 dan sebagainya.

    Infeksi virus influenza, sambung dia, ditularkan melalui udara, misalnya orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Sehingga penularan virus menjadi sangat mudah. Jika terhirup, virus ini akan masuk melalui saluran pernafasan dan menginfeksi sel yang terdapat di paru-paru untuk memperbanyak dirinya sendiri.

    Infeksi sel inang (manusia/hewan yang terinfeksi), kata Perempuan kelahiran Klaten 28 September 1981 ini, dimulai dari penempelan virus ke permukaan sel epitel paru-paru melalui reseptor yang menggandung asam sialat lalu dilanjutkan dengan pelepasan materi genetik virus ke dalam inti sel.

    Perbanyakan materi genetik virus terjadi di inti sel dan sintesis protein vurus terjadi di sitoplasma. Setelah protein virus dan materi genetik virus diperbanyak, virus influenza yang baru kemudian dirakit dan dilepaskan dari sel melalui proses yang disebut budding. Virus yang baru ini kemudian dapat meningfeksi sel-sel yang ada di sekitarnya.

    “Pada proses-proses tersebut virus influenza dengan cerdik mampu membajak sistem yang ada di dalam sel manusia, contohnya seperti mengambil bagian dari RNA manusia untuk membantu pembuatan RNA virus. Akibatnya, proses alami yang ada di sel manusia menjadi terhambat dan dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan kematian sel,” papar Aulicia Anita Artarini.

    Lebih lanjut, virolog yang pendidikan masternya di Universitatsmedizin Berlin, Jerman (2006-2008) dan S1-nya di Jurusan Farmasi ITB ini mengatakan, keunikan virus influenza adalah kemampuan terjadinya perubahan materi genetik terbentuknya virus dengan sifat yang berbeda.

    “Hal itu diakibatkan oleh materi genetik virus influenza yang berupa RNA bersegmen. Pada saat pengganadan materi genetik virus influenza penggandaan RNA menjadi RNA baru menyebabkan kesalahan pada saat penggandaan tersebut,” terangnya.

    Proses tersebut, kata dia, menggakibatkan terjadinya perubahan materi genetik, atau disebut dengan mutasi, sehingga secara alami virus virus influenza memang mudah mengalami mutasi.

    “Mutasi-mutasi yang terbentuk menghasilkan virus influenza mutan yang memiliki sifat yang berbeda. Hal ini yang terjadi pada perubahan virus influenza setiap musim, sehingga berimplikasi pada efektivitas vaksin yang ada,” katanya.

    Keberadaan RNA bersegmen pada virus influenza ini juga menjadi keunikan tersendiri. Pertukaran segmen RNA ini dapat terjadi ketika satu inang diinfeksi oleh dua tipe virus yang berbeda, misalnya virus manusia dan virus unggas, sehingga menghasilkan virus influenza yang baru dan sangat berbeda sifatnya.

    Ia mencatat, infeksi dari dua virus influenza berbeda diduga terjadi pada kasus pandemi influenza H2N2 pada 1957 dan pandemi H1N1 pada 1918, pandemi flu burung H5N1 dan flu babi H1N1 pada 2009.

    “Perbedaan sifat virus influenza yang baru mengakibatkan keparahan yang berbeda ketika virus tersebut menginfeksi manusia. Contohnya pada infeksi manusia oleh virus H5N1, di mana kematian terjadi akibat munculnya respon imun yang berlebihan atau disebut juga cytokine storm,” terangnya.

    Ia menjelaskan, secara umum virus influenza terjadi atas tiga tipe, tipe A, B dan C. Ketiga tipe virus ini dibedakan berdasarkan materi genetiknya dan diketahui mampu menginfeksi ketiga inang yang berbeda.

    Influenza virus tipe C hanya mampu menginfeksi mamalia, namun kasus infeksinya diketahui sangat jarang. Influenza virus tipe B, lebih banyak ditemukan menginfeksi manusia. Sementara influenza virus tipe A dapat menginfeksi mamalia termasuk manusia dan unggas.

    Pada kasus infeksi musiman, tipe virus influenza yang banyak bersirkulasi adalah influenza virus tipe A dan B. Sementara pada kasus infeksi pandemi, seperti kasus Spanish flu 1918, flu burung H5N1 dan flu babi H1N1 tahun 2009, ditemukan tipe virus influenza A.

    Beberapa waktu lalu, kasus infeksi flu babi pernah merebak di Eropa (2009), kasus flu burung merebak di Asia, termasuk di Indonesia (sekitar 2005). Flu babi diakibatkan virus influenza tipe H1N1, sementara kasus flu burung oleh virus H5N1.

    Namun dilihat dari sejarahnya, kedua kasus tersebut bukan kasus baru yang merebak tiba-tiba. Pada 1918, merebak kasus infeksi virus influenza, yang lebih dikenal dengan Spanish Flu. Pada kasus pandemi tersebut, sekitar 50 juta orang meninggal dunia dan kasus ini dikenal dengan istilah the mother of all pandemics karena tingkat mortalitasnya yang tinggi.

    Pandemi tersebut diakibatkan oleh infeksi virus influenza tipe H1N1. Beberapa kasus lain juga merebak di beberapa daerah di dunia, seperti merebaknya kasus H2N2 Asian flu pada 1957 dan kasus H3N2 Hongkong flu pada 1968. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here