![Warga mulai membersihkan rumah dari lumpur banjir bandang.](https://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2016/09/22-09-2016-Warga-Banjir-Bandang-Garut-5.jpg)
GARUT, KabarKampus – Konsolidasi Mahasiswa Unpad bersama dengan Serikat Petani Pasundan melakukan penelusuran untuk mengetahui penyebab banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat pada hari Sabtu, (01/10/2016). Banjir bandang tersebut berdasarkan data BNPB telah mangakibatkan 34 orang meninggal dunia, 19 hilang, dan 6.361 orang mengungsi.
Sementara kerusakan bangunan meliputi 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang, 961 rumah rusak ringan, 255 rumah terendam dan 283 rumah hanyut. Selain itu juga bangunan seperti sekolah, rumah ibadah, rumah sakit dan bangunan umum lainnya ikut rusak.
Menurut Artha Siregar, salah satu perwakilan Konsolidasi Mahasiswa Unpad, berdasarkan penelusuran mereka, bencana banjir bandang di Garut diduga karena alih fungsi lahan dari sawah menjadi perumahan. Selain itu juga, terjadi karena penyempitan di bantaran sungai.
“Sehingga ketika hujan lebat, debit air dengan cepat bertambah dan tidak ada wadah penampungnya (dikarenakan penyempitan di bantaran sungai) akibatnya adalah banjir bandang,” ungkap Artha, Senin (03/10/2016)
Selain itu, tambah Artha temuan lain, hasil penelusuran di lapangan adalah lokasi dibangunnya bendungan lebih tinggi dibanding lokasi pemukiman warga. Bagian atas bendungan Copong mencapai ketinggian 722 Mdpl, permukaan air sungai di bendungan Copong mencapai 714 Mdpl, dan luapan air di Bendungan Copong sewaktu banjir adalah 726 Mdpl. Sedangkan pemukiman warga seperti Kp. Cimacan yang merupakan daerah yang terkena dampak paling parah berada lebih rendah yaitu 713 Mdpl.
Selanjutnya, kata Artha, keberadaan bendungan Jatigede juga telah menyebabkan tertahannya aliran sungai Cimanuk dan sangat mungkin air sungai Cimanuk yang tertahan meluber ke kabupaten Garut. Namun asumsi ini masih membutuhkan investigasi lebih lanjut untuk memastikannya.
Dari hasil temuan tersebut, menurut Artha mereka dari Konsolidasi Mahasiswa Unpad menyarankan pemerintah Kabupaten Garut dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten Sumedang, Indramayu dan Cirebon; yang wilayahnya dialiri oleh sungai Cimanuk untuk melakukan investigasi lanjutan penyebab banjir bandang di Garut. Selain itu mereka juga menuntut agar diberhentikannya proyek-proyek pembangunan yang mengakibatkan penyempitan sungai dan mengecam alih fungsi lahan yang berdampak pada kerusakan lingkungan.[]
Berikut adalah data ketinggian di Sekitar Sepadan DAS Cimanuk :
No. | Titik/Lokasi | Titik Kordinat | Ketinggian/ MDPL
M |
|
BT | SU | |||
1. | Atas Bendungan Copong | 0821603 | 9204314 | 722 |
2. | Permukaan air Sungai di Bendungan Copong | 0821518 | 9204351 | 714 |
3. | Sedimentasi Bawah Bendungan Copong | 0821524 | 9204360 | 716 |
4. | Luapan Air di Bendungan Waktu Banjir | 0821590 | 9204211 | 726 |
5. | Jembatan Copong Bagian Atas | 0821305 | 9203746 | 728 |
6. | Permukaan Air Sungai di Bawah Jembatan Copong | 0821305 | 9203746 | 707 |
7. | Pemukiman Warga RT01 RW 13 , Kp. Cimacan | 0821117 | 9202898 | 713 |
8. | Luapan Air Waktu Banjir di Kp. Cimacan | 0821108 | 9202892 | 716 |
9. | Permukaan Air Sungai di sekitar Kp. Cimacan | 0821225 | 9202874 | 712 |
10. | Kp. Dempal RT 05 RW 01 Ds. Pakuwon-Garkot | 0820560 | 9202078 | 721 |
11. | Ketinggian luapan Air Waktu Banjir di Kp. Dempal | 0820573 | 9202118 | 723 |
12. | Ketinggian Permukaan air Sungai Sekitar Kp. Dempal | 0820568 | 9202070 | 715 |
13. | Ketinggian Asrama Tarumanegara | 0820122 | 9200802 | 725 |
14. | Uapan Waktu Banjir di Sekitar Asrama Tarumanegara | 0820118 | 9200890 | 728 |
15. | Ketinggian Permukaan Air Sungai di Sekitar Asrama | 0820204 | 9200754 | 721 |
16. | Ketinggian Kantor Kecamatan Tarogong Kidul -RSUD | 0820095 | 9200967 | 724 |
17. | Uapan Air Waktu Banjir di K. Kecamatan Tarkid & RSUD | 0820100 | 9200966 | 726 |
Catatan : Investigasi untuk mencari data kordinat dan ketinggian menggunakan GPS Merk Garmin Tipe 78 S
Dokumentasi Lapangan Terlampir
Garut, 01 Oktober 2016
Tim Investigasi :
- Indra Suryanto
- Dendi