More

    MITI Klaster Mahasiswa Latih Warga Kemas dan Pasarkan Pangan Lokal

    Peserta bersama pembicara berpose bersama seusasi sosialisasi dan pelatihan. Dok. Cah Unnes
    Peserta bersama pembicara berpose bersama seusasi sosialisasi dan pelatihan. Dok. Cah Unnes

    SEMARANG, KabarKampus – Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) Klaster Mahasiswa menyelenggarakan sosialisasi pembentukan kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Sosialiasi yang bekerjasama dengan Dinas Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Karanganyar ini ingin mengajak masyarakat memanfaatkan sumber pangan local dan memasarkannya secara tepat.

    Sosialisasi sekaligus pelatihan ini dihadiri oleh puluhan perwakilan kelompok wirausaha tani (KWT). Sosialiasi digelar di di Aula Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Karanganyar, Senin (21/11/2016).

    Intan Mulia Rahayu, Ketua Pelaksana Kegiatan Go Pangan Lokal MITI Klaster Mahasiswa Regional Solo menjelaskan, ada banyak produk yang telah dihasilkan KWT Karanganyar. Produk tersebut, merupakan hasil olahan ubi-ubian yang ada disekitar tempat tinggal mereka.

    - Advertisement -

    “Ada banyak variasi produk, diantaranya keripik singkong, keripik tales, brownis singkong, onde-onde ketela ungun, dan seterusnya. Produk-produk yang mereka hasilkan dari sumber daya hayati pangan lokal,” kata Intan.

    Namun, kata Intan, dari berbagai produk itu masih mengalami beberapa kendala di pemasaran dan pengemasan. Untuk itu pihaknya berinisiatif mengadakan pelatihan bagi KWT agar mengetahui teknik pemasaran dan pengemasan yang tepat.

    Sementara itu R. Kunto Adi SP MP, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) menambahkan, tolak ukur pengemasan adalah konsumen. Menurutnya ada perbedaan cara pengemasan antara kalangan menengah ke bawah dengan kalangan menengah ke atas.

    “Produk yang dikemas secara elegan kurang begitu laku jika dipasarkan di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat akan berasumsi bahwa harga produk tersebut mahal. Begitu juga sebaliknya,” tandas Kunto saat memberikan pelatihan pengemasan produk.

    Ia menambahkan, tidak semua bahan pengemas cocok untuk berbagai produk. Apalagi jika bahan produknya terbuat dari ubi-ubian atau pangan lokal lainnya, sehingga perlu ada perhatian lebih untuk pengemasannya.

    “Dalam teknis pengemasan tidak hanya dilihat dari segi menariknya kemasan saja. Namun keamanan kemasan juga sangat perlu diperhatikan,” sambungnya.

    Intan berharap kegiatan ini dapat menambah semangat KWT untuk mengolah secara mandiri sumber daya yang ada dan mengurangi budaya ketergantungan pangan terhadap negara lain.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here