IMAN HERDIANA
Sejumlah pertunjukan seni menyemarakkan acara Pesona Pelangi Jawa Barat di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jalan Buahbatu No 212, Bandung. Event ini juga menyajikan kolaborasi seni tradisional dan modern.
Acara yang berlangsung sejak Jumat (16/12/2016) hingga Minggu (18/12/2016) itu digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ISBI Bandung. Acara terbagi dalam beberapa bagian yang semua bertema Jawa Barat, yakni pementasan kesenian, pameran pariwisata, aneka kuliner, pameran kriya, pemutaran film, pameran foto.
Ketua panitia Pesona Pelangi Jawa Barat, Gunara (25), menjelaskan, acara ini berkonsep tradisional-futuristik. Kesenian tradisional yang dipentaskan meliputi longser (teater rakyat khas Jawa Barat), arak-arakan atau helaran, kesenian reak, wayang golek, pencak silat, dan lain-lain.
“Selain seni tradisional Jabar, kami juga menampilkan kolaborasi dengan budaya modern. Contohnya, seni orkestra yang berasal dari barat kami kolaborasikan dengan kendang dan gamelan,” kata Gunara kepada KabarKampus.
Mahasiswa semester akhir jurusan Produksi TV dan Film ini menambahkan, seniman yang pentas berasal dari dalam dan luar ISBI, yakni sanggar atau padepokan seni dari Bandung, Indramayu, Purwakarta, Subang , Cianjur, dan Tasikmalaya.
BEM ISBI juga menggandeng sekolah tingkat SD hingga SMA. Dalam pelaksanaannya, tidak sedikit anak-anak dan remaja yang pentas maupun menonton acara ini. Panitia menargetkan 500-1.000 penonton.
“Harapan kami sejak usia dini mereka punya kebanggaan pada seni dan budaya sendiri,” terang Gunara.
Mahasiswa angkatan 2012 ini menjelaskan, penanaman rasa cinta budaya sendiri penting bagi generasi muda. Menurutnya, ISBI Bandung berada di Jawa Barat, sehingga budaya lokal yang dikenalkan adalah budaya Sunda.
“Setelah cinta budaya Jabar, akan tumbuh cinta budaya Indonesia. Kalau dikaitkan dengan kesejahteraan, cinta budaya sendiri akan berpengaruh pada sektor pariwisata,” katanya.
Contohnya, kata dia, Bali bisa hidup karena seni budayanya. Jawa Barat memiliki budaya khas yang tidak kalah uniknya dengan Bali, yang berpotensi dikenal wisatawan luar negeri.
“Kadang kita kan bangga kalau liburan ke Eropa. Padahal orang Eropa kalau liburan justru ke sini. Jadi kita jangan sampai terbalik. Nah, kami sebagai mahasiswa merasa punya tanggung jawab untuk mengingatkan dan memperkenalkan pentingnya cinta budaya sendiri,” terangnya. []