More

    Pembelaan Mapala Unisi Terkait Pemberitaan yang Memojokkan

    Sejumlah pecinta alam yang tergabung dalam Forum Komunikasi Keluarga Pecinta Alam Bandung Raya memberikan dukungan untuk Mapala Unisi di Lapangan Gasibu Bandung, Minggu, (05/02/2017). Foto : Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Bagi Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam Univesitas Islam Indonesia (Mapala Unisi), peristiwa meninggalnya tiga mahasiswa dalam kegiatan The Great Camping Pendidikan Dasar Mapala Unisi yang berlangsung di Gunung Lawu dari tanggal 13 – 20 Januari 2017 menjadi pengalaman sangat berharga. Karena peristiwa tersebut terjadi setelah 43 tahun Mapala Unisi berdiri.

    Untuk untuk Mapala Unisi menganggap, meninggalnya tiga mahasiswa UII terjadi tidak secara sengaja. Namun mereka menghormati proses hukum terhadap panitia panitia TGC yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

    Menurut Andi Reza, Anggota Luar Biasa Mapala Unisi, mereka menyampaikan permohonan maaf, karena bagaimanapun peristiwa tersebut telah mencoreng Universitas Islam Indonesia dan Mapala Unisi. Namun peristiwa tersebut tidak bisa diliat dari satu sisi yaitu kekerasan seperti wacana yang mengemuka di masyarakat saat ini.

    - Advertisement -

    “Ada faktor lain yang bisa digali dari peristiwa tersebut. Seperti mahasiswa yang pertama meninggal, ia memliki riwayat sakit mah dan asma dan dia juga tidak diikutkan di semua materi TGC,” kata Andi kepada KabarKampus beberapa waktu lalu di Kota Bandung.

    Kemudian untuk mahasiswa kedua, dia memiliki masalah dengan buang air besar dan mereka tidak tahu, apa yang dikonsumsi almarhum. Apalagi kata Andi, di Gunung Lawu ketika itu dalam kondisi hujan, cuaca dingin, angin yang kondisinya ekstrim.

    “Oleh karena itu mereka menyayangkan orang-orang seperti Adiaksa Daud yang menyebut acara TGC Mapala Unisi tidak sesuai SOP. Apalagi sudah puluhan tahun Mapala Unisi berdiri dan baru kali ini ada korban. Artinya ini terjadi tidak by desain,” ungkap Andi yang merupakan angkatan 93 ini.

    Bagi Andi, mereka yang menyatakan demikian, tidak tahu rumah tangga Mapala Unisi. Mereka hanya melihat dari sudut pandang operasional dan tidak pernah melihat kondisi objektif, seperti apakah para korban memiliki riwayat kesehatan, memiliki preferensi kerentanan, dan sebagainya.

    “Sementara SOP Mapala Unisi diantaranya harus punya surat dokter. Mereka kerjasama dengan Fakultas Kedokteran UII dan Fakultas kedokteran UNS. Untuk sejauh apa pengecekan itu di luar kapasitas kami. Ketika mereka merekomendasikan lanjut ya kami lanjut,” kata Andi.

    Selanjutnya, Andi menambahkan, terkait, dugaan pemukulan yang dilakukan Yudi kepada Syait Arsyam. Menurut Andi, Yudi sedang terkena apes saja. Karena Syait Arsyam bukan di bawah operasional Yudi.

    “Bila ada kontak fisik, kontak fisik seperti apa? Kalau pun ada, kontak fisik tidak mungkin pakai rotan. Namun kalau pakai ranting pohon kemungkinan ada,” jelasnya.

    Kemudian terkait bukti rotan yang didapatkan aparat Kepolisian di kontrakan Yudi, menurutnya, itu bukan rotan namun bambu. Bambu tersebut merupakan tongkat komandan pleton. Karena Yudi itu lulusan Senioriy Camping di Mapala Unisi.

    “Itu bentuknya bambu, bukan rotan. Dan itu tidak mungkin dibawa, karena itu simbolis pendidikan tingkat lanjut di Mapala Unisi,” jelasnya.

    Andi mengungkapkan, definisi kekerasan yang dilakukan Mapala Unisi dalam TGC sangat subjektif. Seperti ada yang mengatakan, salah satu korban ada yang cabut kuku. Benar ada cabut kuku di sana, namun cabut kuku tersebut, karena kondisi kaki mahasiswa mengalami kutu air. Bila tidak dicabut, justru akan lebih sakit.

    “Jadi kesimpulannya ada banyak dugaan dalam peristiwa TGC Mapala Unisi. Bisa karena riwayat kesehatan peserta TGC Mapala Unisi. Bisa juga ada sisi operasional temen-temen Mapala Unisi yang lalai di sana. Oleh karena itu, Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam Unisi akan mengawal proses hukum terhadap dua anggota Mapala Unisi yang telah dijadikan tersangka,” ungkap Andi.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here