More

    Ketika Pemerintah Ajarkan Rakyat Kendeng Tidak Patuh Hukum

    Penulis : Syarif

    Willy Hanafi, Direktur LBH Bandung dalam diskusi Samin VS Semen di Kafe KaKa, Bandung, Jumat, (14/04/2017). Foto : Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Gugurnya Patmi, salah satu petani di desa Kendeng dalam aksi menolak kehadiran pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah merupakan bukti bahwa rakyat kendeng gigih dalam memperjuangkan haknya. Perjuangan untuk mempertahankan hidup tersebut patut diapresiasi.

    Hal ini disampaikan Willy Hanafi, Direktur LBH Bandung dalam diskusi “Belajar Dari Perjuangan Rakyat Kendeng” di Kafe KaKa, Bandung, Jumat, (13/04/2017). Diskusi ini sekaligus nonton film Samin VS Semen yang menceritakan perjuangan masyarakat Samin menolak pembangunan pabrik semen di daerah mereka.

    - Advertisement -

    Apalagi kata Willy, rakyat Kendeng dalam memperjuangakan haknya, harus menghadapi pemerintah yang melakukan berbagai cara untuk memuluskan bisnis koorporasi besar untuk merampas hak hidup rakyat Kendeng. Salah satu caranya adalah dengan memainkan hukum.

    “Kita bisa bayangkan, rakyat Kendeng sudah menang dalam PK Mahkamah yang membuat izin lama pabrik semen dicabut. Namun ketika izin lamanya dicabut, izin barunya dikeluarkan. Kalau kemarin, izinnya Semen Gresik, kalau sekarang Semen Indonesia. Padahal bangunannya itu sama,” kata alumnus Hukum Unisba ini.

    Menurut Willy, apa yang dilakukan pemerintah tersebut mempertontonkan sandiwara bodoh dengan menggunakan hukum administratif sendiri untuk merampas hak masyarakat. Selain itu, apa yang dilakukan pemerintah juga telah mengajarkan warga negara untuk tidak patuh hukum.

    “Seharusnya setiap warga negara diperlakukan sama di muka hukum. Ketika rakyat Kendeng menang di muka hukum, seharusnya pemerintah juga harus tunduk terhadap putusan tererbut,” ungkap Willy.

    Bagi Willy apa yang dilakukan rakyat Kendeng merupakan upaya memperjuangankan haknya atas lingkungan hidup yang sehat. Mereka memperjuangkan hak tersebut melalui jalur konstitusi, mulai dari pengadilan hingga Mahkamah Agung.

    “Oleh karena itu pembelajaran penting dari rakyat kendeng adalah kita harus membangun kekuatan besar untuk melawan koorporasi yang didukung pemerintah. Karena perjuangan tidak bisa jalan sendiri,” tutup Willy.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here