More

    Cacing Sonari TNGGP, Dijual 5 Juta Per Kilo

    Cacing Sonari. Foto : BB TNGGP

    BANDUNG, KabarKampus – Pencurian cacing yang berujung ancaman hukuman 10 tahun penjara di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mengagetkan banyak pihak. Banyak anggapan, cacing yang diambil dari kawasan konservasi tersebut merupakan hewan tak berharga.

    Namun Cacing yang dikenal dengan Cacing Sonari ini ternyata memiliki banyak manfaat bagi manusia. Sehingga cacing ini banyak dicari negara-negara seperti Cina dan Jepang.

    Menurut Adison SE, Plt. Kepala  Balai Besar TNGGP, cacing yang banyak diburu di TNGGP merupakan cacing yang berharga. Ia memiliki banyak manfaat bagi manusia, seperti untuk obat tipes, kosmetik, untuk vitalitas, antibiotik, dan sebagainya. Bila dijual harganya mencapai 5 Juta per kilo.

    - Advertisement -

    “Komoditi pasarnya untuk satu ikat atau isi 10 cacing mencapai 50 ribu rupiah. Bila dalam kondisi kering, harganya mencapai  5 Juta rupiah perkilo,” kata Adison.

    Sementara tambah Adison, negara yang paling banyak mencari Cacing ini adalah Jepang dan Cina. Kalau Jepang biasanya dimanfaatkan untuk kosmetik dan obat. Sedangkan Cina digunakan untuk pakan tringgiling.

    “Jadi di dua negara tersebut banyak permintaan ekspor Cacing Sonari,” kata Adison.

    Ia menjelaskan, Cacing Sonari merupakan cacing raksasa, besarnya mencapai ukuran jempol manusia dan memiliki panjang mencapai 40 CM. Cacing ini juga bisa bersuara seperti jangkrik. Bila kecil hidup di atas pohon dan besar di bawah tanah.

    Selain itu, kata Adison, Cacing Sonari juga hanya hidup di ketinggian 1500 Mdpl. Bila dikembangkan di daerah lain belum tentu bisa.

    “Jadi dalam kasus pencurian Cacing Sonari di TNGGP, perburuan dilakukan di ketinggian 2500 Mdpl,” katanya.

    Namun, kata Adison, dalam kasus pencurian Cacing Sonari di TNGGP, para pencuri tidak hanya mengambil cacingnya saja, namun juga merusak pohon di sekitarnya. Hal itu mereka lakukan agar mudah mengambil cacing di dalam tanah.

    “Kerusakan akibat perburuan Cacing Sonari terjadi di lima wilayah. Satu tempat mencapai dua hingga lima hektar,” kata Adison.

    Bagi Adison perburuan Cacing di TNGGP merupakan persoalan serius. Akibat yang ditimbulkan bukan hanya hilangnya hewan berharga di TNGGP, namun juga kerusakan lingkungan, bahkan banjir di kawasan Bogor dan Jakarta.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here