More

    Dianggap Sebar Radikalisme, Pengurus Masjid Salman Datangi Said Aqil

    KH. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PB NU Foto : NU Online

    JAKARTA, KabarKampus – Said Aqil Siradj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama merasa nilai-nilai radikalisme telah menyebar ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya ke sejumlah kampus seperti ITB, IPB, dan ITS.

    “Terutama ITB lewat Masjid Salman,” kata Said Aqil saat peluncuran Pusat Komando dan Kartu Pintar Nusantara di kantor NU, Jakarta Pusat, seperti yang dilansir Tempo, Senin (22/05/2017).

    Dalam kesempatan tersebut Said meminta agar Kementerian Komunikasi dan Informasi semakin aktif membendung radikalisme yang berkembang di dunia maya. Seperti negara-negara di Timur Tengah yang sukses membendung konten pornografi.

    - Advertisement -

    Oleh karena itu Said Aqil yakin tayangan radikalisme juga dapat dibendung di Indonesia.

    Selain itu Said juga melihat, beredarnya ceramah-ceramah yang membawa dalil yang kurang sesuai dengan keadaan kekinian sehingga lebih bersifat provokatif. Baginya film porno lebih baik dari pada menonton ceramah provokatif dari teroris.

    “Karena kalau lihat porno, pasti sambil beristighfar,” ujar Said dalam pidatonya..

    Peluncuran Pusat Komando dan Kartu Pintar Nusantara dihadiri oleh Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi, Djarot Saiful Hidaya, Plt Gubernur DKI Jakarta, dan Dian Siswarini, Presiden Direktur PT XL Axiata.

    Said berharap kerja sama dengan Kemenkominfo dan PT XL Axiata, dapat menyebarkan nilai-nilai yang dianut NU melalui fasilitas pusat komando tersebut.

    Pengurus Yayasan Masjid Salman Temui Said Aqil

    Pernyataan Said Aqil yang menyatakan adanya persebaran radikalisme di Masjid Salman ITB mendapat respon dari sejumlah Pengurus Yayasan Masjid Salman ITB. Mereka menemui Ketua Umum PBNU tersebut di Jakarta. Mereka datang untuk meminta klarifikasi terkait pernyataan Kiai Said bahwa Masjid Salman menjadi tempat radikal.

    Suparno, Ketua Pembina Masjid Salman ITB mengatakan, pertemuan tersebut merupakan ajang bersilaturrahmi sekaligus untuk menyampaikan terkait pernyataan Kiai Said. Pihaknya hanya ingin mengetahui apakah dari pihaknya telah luput dalam mengamati Masjid Salman, sehingga Kiai Said menyatakan bahwa Masjid Salman merupakan masjid radikal.

    Namun, menurut Suparno, dalam pertemuan tersebut, ternyata Kiai Said mengaku hanya khilaf dan akan mengunjungi Masjid Salman. Kemudian Kiai Said menyampaiakan secara terbuka permohonan maaf.

    “Pada dasarnya sih bukan pada kami yang hadir, tapi pada semua khususnya intitusi Salman atas ucapan itu,” ucap Suparno yang merupakan dosen Fisika ITB ini seperti dilansir dari Republika, Kamis, (25/05/2017).[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here