More

    Mahahasiswa UGM Manfaatkan Daun Sudamala Untuk Cegah DBD

    Mahasiswa UGM manfaatkan daun sudamala sebagai bahan antinyamuk. (UGM).

    Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang masyarakat Indonesia. Tercatat penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini prevalensi kasusnya pada tahun 2016 mencapai angka 43,4 persen.

    Kondisi ini mendorong lima mahasiswa UGM untuk membuat formula antinyamuk sebagai salah satu langkah pencegahan penyakit demam berdarah. Mereka mengembangkan sebuah cairan antinyamuk dari tanaman gulma yaitu dari daun Sudamala (Artemisia). Daun ini dianggap memiliki bau yang tidak disukai nyamuk.

    Para mahasiswa ini adalah Vika Ichsania Ninditya, Endah Purwanti, dan Ajeng Tyas Utami dari Fakultas Kedokteran Hewan serta Aprillyani Sofa Marwaningtyaz dan Nadia Khairunnisa dari Fakultas Farmasi. Mereka menamakannya dengan ARTS (Artemisia vulgaris terbuat dari ekstrak daun Sudamala).

    - Advertisement -

    Vika mengatakan, telah banyak produk antinyamuk yang beredar di pasaran. Namun, dalam penggunaannya belum ampuh untuk mencegah gigitan nyamuk.  Selain itu, produk yang ada menimbulkan efek samping, seperti resistensi dan gangguan kesehatan.

    Oleh sebab itu, dia dan keempat temannya membuat formula antinyamuk dari bahan herbal. Formula ini tidak hanya mampu mencegah gigitan nyamuk di kulit, tetapi juga aman bagi tubuh.

    Untuk mengetahui efektivitas daun Sudamala sebagai antinyamuk, mereka melakukan penelitian dengan menguji ekstrak daun Sudamala. Uji pertama yaitu uji efektivitas ekstrak daun Sudamala. Dalam uji ini ekstrak daun Sudamala dimasukkan kedalam botol lalu dimasukkan 20 nyamuk dan dibiarkan hingga 2 jam.

    “Hasilnya ekstrak daun Sudamala dengan konsentrasi 5.700 mikrogram mampu membunuh 50 persen nyamuk yang dimasukkan ke botol,”jelasnya.

    Selain itu, para mahasiswa ini juga melakukan uji repellent assay untuk membuktikan keampuhan ekstrak daun Sudamala. Mereka melakukan uji gigitan nyamuk dengan memasukkan tangan yang telah disemprotkan cairan ARST ke dalam kotak berisi 50 nyamuk betina.  Uji coba dilakukan selama lima menit dan dilakukan berulang setelah lima menit selama 1 jam. Hasilnya, spray ini ampuh dalam mencegah gigitan nyamuk.

    “Sama sekali tidak ada nyamuk yang menempel,” tambah Aprillyani.

    April menjelaskan, saat ini mereka mengembangkan spray antinyamuk ARTS dalam tiga jenis, yakni spray, lotion, dan cream. Kedepan mereka akan terus mengembangkan dan melakukan penelitian lanjutan agar produknya dapat segera digunakan masyarakat dan membantu menurunkan angka kejadian DBD.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here