More

    Kampus Teknologi Terseok di Kompetisi Robot Nasional

    Robot buatan mahasiswa memperlihatkan kepiawaian bermain sepak bola. FOTO : ITB

    BANDUNG, KabarKampus – Sebagai kampus teknik tertua di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) tak mau ketinggalan mengirimkan tim robotika untuk mengikuti ajang bergengsi Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017.

    Melalui Unit Robotika (URO) ITB, kampus ganesha ini mengirimkan tiga tim robot dalam kompetisi robot nasional di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Sabtu-Minggu (08-09/07/2017) lalu.

    Tiga tim tersebut yakni Dagonfly untuk divisi Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), DAGOZILLA untuk divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, dan Dago Hoogeschool untuk divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid.

    - Advertisement -

    Pada kompetisi di tingkat regional Mei lalu, ketiga tim melaju cukup meyakinkan. Dagonfly menjadi Juara 1 sekaligus mendapat penilaian Desain Terbaik. Sedangkan DAGOZILLA dan Dago Hoogeschool meraih juara harapan.

    Akan tetapi ketika masuk di kompetisi nasional Dagonfly dan DAGOZILLA kandas oleh kehebatan robot kampus lain. Sementara Dago Hoogeschool bisa mendapatkan Juara Harapan di divisi sepak bola robot (KRSBI Humanoid).

    Muhammad Isnain Hartanto, ketua tim Dago Hoogeschool mengatakan, kompetisi sepak bola robot berlangsung ketat. Masing-masing tim memiliki robot dengan teknologi tinggi.
    Ada 14 tim yang mengikuti sepak bola robot humanoid. Tiap tim terdiri dari empat robot pesepak bola.

    Tim Dago Hoogeschool mampu lolos ke delapan besar. Tim ini harus bertemu dengan lawan-lawan berat, antara lain dari UGM, UI dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (Pens).

    Di semifinal, robot yang namanya diambil dari nama ITB zaman Belanda—Technische Hoogeschool te Bandoeng—kalah oleh BALERANG FC dari Politeknik Negeri Batam. BALERANG FC kemudian menjadi juara sepak bola robot humanoid.

    Pertandingan sepak bola robot humanoid ini prinsipnya sama seperti sepak bola manusia. Delapan robot bertanding di arena untuk memperebutkan sebuah bola yang harus ditendang ke gawang. Lama pertandingan 2×5 menit.

    “Cuma tidak ada tendangan sudut atau out-nya,” kata Muhammad Isnain Hartanto yang juga mahasiswa Teknik Elektro 2013, kepada KabarKampus.com.

    Meski juara harapan, ia mengatakan pada KRI kali ini tim Unit Robotika (URO) ITB mampu memperbaiki prestasi tahun-tahun sebelumnya. Gelar terakhir tim ITB di KRI diraih tiga tahun lalu yang juga masuk empat besar atau juara harapan.

    “Tahun ini mengulangi prestasi tiga tahun lalu bisa kembali ke empat besar,” katanya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here