Dari data BPS tahun 2015, Sulawesi Selatan menduduki posisi ketiga yang memiliki jumlah penduduk buta aksara. Salah satu daerah yang cukup tinggi penduduk buta huruf adalah daerah Kelurahan Barombong di Sulawesi Selatan. Hal itu dapat dilihat dari besarnya perhatian pemerintah terhadap daerah tersebut, mulai dari penambahan jumlah anggaran yang dikucurkan untuk kegiatan pendidikan dari tahun ke tahun.
Namun, sekalipun pemerintah telah memberikan perhatian khusus, penduduk yang dapat merasakannya hanyalah penduduk yang berusia 7-18 tahun. Sedangkan untuk yang berusia 18+ tahun tidak dapat merasakan hal itu.
Menyadari hal tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Makassar mencoba memberikan perhatian khusus kepada masyarakat dengan mendirikan Rumah Belajar Aksara (MAHAR). Pemberdayaan MAHAR ini sebagai upaya pemberantasan buta aksara di Kelurahan Barombong.
Para mahasiswa UNM ini adalah Suhartina Najamuddin, Rini Puji Suriani, Rahmawati dan Nirwana. MAHAR yang mereka dirikan dikhususkan untuk mereka yang tidak pernah duduk di bangku sekolah atau mereka yang tidak pernah merasakan dunia pendidikan.
Suhartina Najamuddin, ketua pelaksana MAHAR menjelaskan, mereka berinisiatif untuk memberikan pelatihan ini demi menumbuhkan minat mereka untuk belajar melalui kegiatan Pemberdayaan Rumah Belajar ini. Kegiatan MAHAR ini rencananya akan berlangsung hingga akhir bulan Agustus 2017 mendatang.
“Dan Alhamdulillah ada beberapa masyarakat yang konsisten untuk belajar di Rumah Belajar Aksara,” ujar Suhartina.
Suhartina menjelaskan, kondisi bahwa minat belajar para orang tua sangatlah minim, karena salah satunya dipengaruhi oleh kesibukan mereka mengurus rumah tangga ataupun mencari nafkah. Oleh karena ini, mereka berinisiatif tidak hanya mengajarkan mereka membaca sekaligus memberikan pelatihan kerajinan tangan berupa bros. Alhasil inisiatif tersebut memberikan sedikit dampak positif dengan melihat masyarakat yang beramai-ramai ikut belajar dalam kegiatan pemberdayaan MAHAR tersebut.
