More

    MOMI, Kue Kering Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

    Kue MOMI buatan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Dok. UNY

    Waktu lebaran adalah waktunya untuk menikmati berbagai kue dan makanan. Salah satunya adalah kue kering, karena hampir semua rumah yang merayakan lebaran membuat atau menyediakannya.

    Namun tak semua orang bisa menikmati kue tersebut. Salah satunya adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Anak-anak tersebut memiliki pola makan khusus yang harus di tata oleh orang tuanya.

    Para ahli menyebutkan ABK diharuskan menghindari makanan yang mengandung gluten (tepung) dan kasien (susu) untuk mencegah penyakit pada pencernaan, kekebalan tubuh dan perilaku mereka. Gluten adalah protein pada tepung terigu yang banyak dijumpai pada tepung, biji-bijian serta gandum. Tetapi lain halnya pada tepung Mocaf (Modified Cassava Flour), tepung ini adalah tepung singkong yang diolah kembali dengan menggunakan enzim fermentasi asam laktat (ragi).

    - Advertisement -

    Hal ini mendorong mahasiswa UNY untuk membuat kue kering berbahan subsitusi tepung Mocaf untuk anak berkebutuhan khusus. Mereka menamakannya dengan Mocaf Home Industry (MOMI).

    Para mahasiswa tersebut adalah Fendy Tri Hatmoko dan Annisa Noor Septiyani dari prodi D3 Teknik Boga. Kemudian Erma Eka Safitri dan Syifa Mutiah Syahidah dari prodi Pendidikan Teknik Boga serta Arizka Setya Windhiarti dari prodi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik.

    Fendy Tri Hatmoko mengatakan, mereka membuat MOMI karena melihat melimpahnya hasil panen singkong di Indonesia. Hal ini menyebabkan harga tepung singkong menjadi murah. Selain itu kandungan gizi yang sangat banyak dari tepung mocaf berbanding lurus dengan kemanfaatannya didunia kesehatan dalam pola makanan.

    “Dari pada impor tepung dari negara lain, alangkah lebih baik bila menjadikan tepung singkong sebagai solusi,” kata Fendy.

    Selanjutnya Annisa Noor Septiyani menambahkan, perbandingan jumlah protein pada tepung terigu yang kisaran 8-13% dan tepung Mocaf sendiri hanya 1,2%. Kecilnya nilai gizi protein pada tepung Mocaf menjadikan ABK aman untuk mengkonsumsinya.

    Adapun cara pembuatan kue kering ini hampir sama dengan kue kering yang memakai tepung terigu. Bahan yang digunakan adalah tepung Mocaf, tepung terigu, mentega, susu bubuk, telur, keju dan air.

    Tepung mocaf adalah bahan subsitusi yang akan dicampur dengan tepung terigu. Mentega dan telur sebagai pelembut kue kering. Sedangkan susu bubuk dan keju sebagai cita rasanya. Produk yang dihasilkan menggunakan tepung Mocaf ini diantaranya nastar dan berbagai jenis kue kering lainnya. Anggota tim juga memberikan pelayanan berupa jasa pelatihan pengolahan tepung mocaf menjadi kue kering.

    “Kandungan kue kering ini kami perhatikan karena diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus serta orang diet,” kata Erma Eka Safitri menambahkan.

    Selain baik digunakan untuk ABK, kue kering tepung mocaf ini juga bisa digunakan sebagai menu diet. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2017.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here