More

    Mahasiswa UI Temukan Bahan Tablet Cepat Hancur dari Rumput Laut

    (kika) Rezwendy, revi pribadi, kevin dio naldo, mahasiswa UI penemu penghancur tablet untuk obat.

    Indonesia hingga saat ini masih memiliki ketergantungan terhadap bahan obat import. Salah satunya industri farmasi Indonesia masih mengimpor bahan disintegran atau bahan penghancur tablet.

    Hal ini mendorong sejumlah mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia untuk meneliti bahan Superdisintegran Lokal yang mana tabletnya akan mudah pecah. Dalam penelitiannya mahasiswa UI memberdayakan mikroagla merah bernama Gracilaria verrucosa. Hasilnya tablet dapat larut dalam tubuh kurang dari 30 detik.

    Ketiga mahasiswa Farmasi UI tersebut adalah Kevin Dio Naldo, Revi Pribadi dan Rezwendy. Penelitian ketiga mahasiswa ini adalah bagian dari upaya mendukung program pemerintah di dalam mengurangi ketergantungan terhadap obat impor, mengingat industri farmasi Indonesia masih mengimpor bahan disintegran.

    - Advertisement -

    Menurut Kevin, hampir 95% bahan superdisintegran yang ada di Indonesia adalah produk impor. Berangkat dari permasalahan tersebut, mereka melakukan serangkaian penelitian guna meneliti sumber superdisintegran lokal baru dari bahan di alam Indonesia.

    “Maka digunakanlah G. verrucosa yang melimpah namun pemanfaatannya dalam bidang farmasi belum banyak dilakukan,” terang Kevin.

    Ia menjelaskan, superdisintegran yang mereka pilih adalah G. verrucosa yang merupakan jenis rumput laut kelas alga merah (Rhodophyceae) yang dicirikan berwarna merah hingga keunguan. Di Indonesia, G. verrucosa tersebar di berbagai daerah pesisir seperti Terora, Bali; Paciran, Jawa Timur; Sekotong, Lombok; Dompu, Sumbawa; Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dan sebagainya.

    Selain itu tambah Kevin, formula pembuatan tablet superdisintegran berbahan G. verrucosa ini memenuhi kriteria yaitu tidak membutuhkan air untuk pecah, memiliki rasa yang enak, dan tidak rapuh. Selain itu tidak meninggalkan residu pada mulut dan tidak dipengaruhi suhu dan tekanan.

    Sehingga Kevin menjelaskan, FDT sangat dibutuhkan bagi pasien yang mengalami kesulitan menelan. Seperti pasien geriatri (pasien lanjut usia), pediatrik (pasien bayi dan anak), pasien yang kesulitan mencari air, pasien yang sering muntah maupun pasien dengan gangguan jiwa.

    Kevin dan tim menghaapkan, hasil penelitian ini mampu mendukung pemerintah untuk menciptakan bahan baku obat lokal, menekan angka impor obat. Selain itu mampu mendorong produksi superdisintegran lokal dan memberikan informasi kepada petani tambak mengenai nilai guna lain dari G. verrucosa yang secara tidak langsung dapat mensejahterakan para petani tambak.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here