More

    Sebanyak 50 Pemuda ASEAN Bahas Mitigasi Bencana di Bandung

    Lima puluh pemuda ASEAN dalami mitigasi Bencana di Kampus ITB Bandung, Selasa, (01/08/2017). Foto : Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Sebanyak 50 pemuda dari berbagai negara ASEAN mengikuti kegiatan ASEAN Youth Volunter Program (AYVP) di Bandung, Jawa Barat. Kegiatan yang memasuki tahun kelima ini berlangsung selama empat minggu dari tanggal 01 – 26 Agustus 2017.

    Tahun ini AYPB 2017 menunjuk ITB sebagai tuan rumah. Para peserta merupakan para pemuda berusia 18 – 30 tahun yang berasal dari Pendidikan Tinggi, Organisasi Pemuda, LSM dan Professional. Mereka berasal dari Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Singapura, Laos, Kamboja dan Filipina.

    Berbeda dengan penyelenggaraan AYVP sebelumnya, tahun ini tema yang diusung adalah Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dengan membangun ketahanan komunitas terhadap bencana. Sehingga selama mengikuti kegiatan, peserta tak hanya dibekali orientasi dan pengembangan diri di kampus ITB Bandung, melainkan turun membangun ketahanan komunitas terhadap bencana di lokasi yang memiliki potensi terhadap bencana.

    - Advertisement -

    Irwan Meilano, ketua pelaksana AYVP 2017 menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang berada di zona Ring of Fire, sehingga sudah sangat familiar dengan bencana alam, khususnya gempa bumi. Oleh karena itu, mereka ingin mengingatkan kembali kepada masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana, agar bisa mengurangi dampak bencana tersebut.

    “Sasaran utama program AYVP tahun ini yaitu membangun ketahanan komunitas terhadap bencana gempa bumi dengan target komunitas di Lembang yang berada tepat di Sesar Lembang dan Kelurahan Cigadung, Kota Bandung yang terletak 6 KM di sisi Selatan Sesar Lembang,” kata Irwan yang juga aktif di Pusat Penelitian Mitigasi Bencana ITB di Kampus ITB Bandung, Selasa, (01/08/2017).

    Ia menjelaskan, berdasarkan penelitian dari ITB, LIPI, PVMBG, dan PuSGeN sesar lembang disepakati sebagai sesar aktif. Potensi gempanya mencapai M 6.8 atau serupa dengan dampak yang ditimbulkan menyerupai gempa Yogyakarta 2006.

    “Atau dampaknya bisa lebih catastrophic apabila terus dilakukan pembangunan tanpa memperhatikan keselamatan terhadap ancaman gempa bumi,” ungkap Irwan.

    Dalam kegiatan AYVP kali ini, kata Irwan pada minggu pertama peserta akan mendapatkan orientasi dan pengembangan diri untuk mempersiapkan relawan pada tugas-tugas di lapangan. Pada minggu kedua dan ketiga, relawan akan diturunkan ke lapangan untuk membantu masyarakat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

    Selanjutnya, mereka akan berinteraksi dan bertukarpikiran dengan masyarakat lokal. Kemudian diakhir kegiatan, mereka akan bersama-sama dengan masyarakat dan stakeholder terkait menyelenggarakan simulasi dan evakuasi gempa bumi di Desa Lembang dan Keluarahan Cigadung.

    Pada minggu keempat, mereka mengikuti lokakarya manajemen kegiatan, proposal kegiatan yang akan diimplemetasikan pada derah masing-masing. Pada tahap pasca program, para peserta AYVP 2017 akan bersaing satu sama lain untuk menjalankan kegiatan komunitas selama 3,6 bulan di negagra masing masing.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here