Di era sekarang, sebuah mikroskkop tua berusia 110 tahun rasanya tidak relevan lagi digunakan. Namun itu tidak berlaku bagi para peneliti di Fakultas Teknik Ilmu Kebumian (FITB).
Di tangan mereka, sebuah sebuah alat mikroskop tua berumur 110 tahun dapat digunakan dengan cara yang lebih modern. Caranya adalah dengan menggunakan alat bernama DESCOM (Digital Enhanced System Camera of Old Microscope).
DESCOM dikembangkan oleh Dr. Ir. Andri Subandrio, Dipl. Geol dari kelompok keahlian Geologi Terapan. Alat ini mengubah mikroskop tua yang tadinya tidak dapat dipakai, menjadi modern dengan cara menambahkan peralatan kamera digital dan layar monitor.
“DESCOM itu mendayagunakan mikroskop tua yang sudah mati menjadi hidup kembali dan dipakai dengan (menyesuaikan pada) era digital” ungkap Andri.
DESCOM terdiri dari alat utama yaitu kamera digital, converter, dan lampu LED. Hanya saja bukan perkara mudah untuk bisa menyesuaikan antar lensa dua benda optik tersebut karena kecocokan antar keduanya harus ditemukan.
Untuk menghubungkan kamera dengan mikroskop, digunakan alat berupa konverter. Konverter ini menurut Andri berbeda-beda, terutama dari jenis mikroskop yang dipakai sehingga beragam bentuk konektor diperlukan untuk berbagai bentuk kamera dan mikroskop. Diameter lensa dan mikroskop pun mempengaruhi converter yang digunakan.
Namun tidak semua mikroskop konvensional, baik yang sudah tua maupun yang baru, memiliki kamera yang dapat menampilkan objek secara realtime. Untuk mendapatkan sebuah mikroskop kamera baru pun memakan dana yang tidak sedikit.
DESCOM mengambil alih peran mikroskop kamera dengan biaya jauh lebih efisien. Bahkan dengan kemampuan yang lebih baik.
Jika mikroskop kamera yang biasa ditemukan hanya berkemampuan 1 MegaPixel, DESCOM dapat menggunakan kamera berkemampuan hingga 25 MegaPixel. Selain itu kelebihan DESCOM, mampu mengembalikan kemampuan mikroskop-mikroskop lama dalam mengamati benda-benda yang diteliti seperti butiran pasir dalam ukuran mikro.
Mikroskop-mikroskop tua yang lama teronggok karena kemampuan yang sudah tidak baik dapat kembali digunakan seperti semula. Hasil pengamatan obyek yang ditempatkan di bawah mikroskop berusia ratusan tahun itu pun bisa ditampilkan di layar monitor layaknya dari mikroskop kamera dengan kualitas setara.
DESCOM sangat terasa manfaatnya dalam penelitian, pembelajaran, dan berbagai kegiatan lainnya. Pembelajaran akan menjadi lebih mudah karena mahasiswa tidak perlu lagi satu-persatu mengobservasi objek peneltian.
Hasil observasi sudah langsung dapat dilihat secara real time dari layar yang disambungkan dengan DESCOM sehingga mahasiswa yang sedang belajar bisa menangkap tampilan yang kurang-lebih, tidak seperti saat menggunakan mikroskop manual yang sangat mempengaruhi hasil observasi mata masing-masing.[]