More

    Diprediksi, Kurang Aktivitas Fisik Jadi Penyebab 70 Persen Kematian Tahun 2020

    Survei menemukan 51 persen mengatakan mereka kurang termotivasi untuk berolahraga.FOTO : iStockPhoto/ViktorCap

    Apakah kamu adalah tipe mahasiswa atau pekerja yang menghabiskan waktu duduk terus menerus, namun tidak pernah berolahraga? Nampaknya kamu harus mengubah kebiasaan itu. Karena menurut studi WHO, gaya hidup seperti itu merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian dan kecacatan di dunia.

    Menurut Prof. Dr. I Ketut Adnyana, M. S1., ahli Farmakologi dan Farmasi Klinik Insititut Teknologi Bandung (ITB), aktivitas fisik merupakan suatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan kegiatan. Namun pada kebanyakan negara 60 persen hingga 85 persen orang dewasa tidak cukup beraktivitas fisik untuk memelihara kesehatan mereka.

    “Pada tahun 2020 diprediksi bahwa penyakit tidak menular termasuk pada kegiatan kurang aktivitas fisik akan menjadi penyebab kematian sebesar 73 persen dan 60 persen beban penyakit global,” kata Prof Ketut.

    - Advertisement -

    Ia mejelaskan, olahraga merupakan cara untuk sehat dan paling murah serta mudah dilakukan. Physical Activity Guidelines For Americans 2008 merekomendasikan 2,5 jam aktivitas aerobik sedang perminggu. Selain itu, mereka juga merekomendasikan aerobik berat 15 menit perminggu atau kombinasi keduanya.

    Aktivitas fisik seperti tersebut, kata Prof Ketut, mampu mencegah beberapa penyakit kronis, seperti kardiovaskular, diabetes militus, kanker, hipertensi,  obersitas, depresi, dan kematian dini. Kemudian terlihat pula hubungan yang linier antar aktivitas fisik dengan perbaikan status kesehatan.

    Dalam catatatn Prof Ketut, apabila seseorang dapat meningkatkan pengeluaran energi dari aktivitas fisik sebanyak 1000 kalori setiap minggu, maka akan memperoleh manfaat terhindar dari resiko kematian akibat penyakit kardiobaskular sebanyak 20 persen. Begitu juga orang yang dari awal menjalani aktivitas fisik yang intensif dan dapat mempertahankannya dan meningkatkannya dalam jangka panjang.

    “Maka ia akan mempunya resiko kematian dini terendah,” ungkap Prof Ketut.

    Sedangkan, tambah Guru Besar ITB ini, untuk orang-orang yang merubah kebiasaan tidak aktif menjadi lebih aktif lebih dari lima tahun, maka akan mengurangi resiko kematian 44 persen.  Menurutnya, semakin sering melakukan aktivitas fisik selama 12-15 Minggu, dapat mengurangi durasi waktu menderita sakit atau waktu gejala penyakit masih terlihat 25 hingga 50 persen.

    Oleh karena itu, Prof Ketut menyarankan agar masyarakat memiliki aktivitas berjalan 35-45 menit, 5 hari seminggu, selama 12-15 Minggu.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here