JATINANGOR, KabarKampus – Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor membangun rumah susun khusus untuk dosen di dalam kampus ITB, Jatinangor. Rusun ini memiliki 5 lantai, dengan 70 unit kamar di dalamnya.
Lokasinya dekat dengan masjid Al-Jabbar ITB Jatinangor dan Situ 2 Kampus ITB Jatinangor. Pada lantai bawah, terdapat aula untuk berkumpul dan mengadakan acara, serta beberapa kamar khusus penyandang disabilitas.
Dr.Ir. Sigit Darmawan, Direktur Pengembangan ITB menjelaskan, kehadiran rusun ini bertujuan untuk mewujudkan Living Learning Community di dalam kampus. Konsep Living Learning Community ialah terbentuknya suasana kampus yang memiliki kegiatan akademik maupun non-akademik antara dosen dan mahasiswa yang saling terintegrasi di dalam kampus, sehingga kegiatan pembelajaran dapat lebih hidup.
“Berangkat dari situlah, kami mengajukan kepada Kementerian PUPR untuk dibangunkan rusun ini, dan pak menteri menyetujui,” kata Sigit dalam keterangan pers yang dikeluarkan ITB, Sabtu, (26/01/2019).
Ia menambahkan, ITB juga berencana membangun rusun serupa untuk kampus ITB Cirebon. Saat ini masuk dalam tahap pengembangan pertama pembangunan kampus tersebut.
“Saya berharap agar rusun ini dapat segera terisi penuh, sehingga tujuan kita pun dapat tercapai,” pungkas Dr.Sigit.
Disewakan
Sementara itu, Wahyu Srigutomo, S.Si., M.Si., Ph.D., Direktur Sarana Prasarana (SP) ITB menjelaskan, rusun ini disewakan dengan harga sewanya Rp. 600 ribu perbulan. Namun selain skema bulanan, penghuni juga dapat menyewa harian ataupun tahunan sesuai kebutuhan. Penghuni bakal mendapatkan fasilitas yang cukup lengkap.
Selain itu, rusun ini juga dapat disewa atas nama fakultas, sehingga bisa digunakan setiap staff akademik fakultas yang ingin transit selepas berkegiatan di Kampus ITB Jatinangor.
“Prosedurnya cukup mudah, tinggal menghubungi bagian Sarana Prasarana, mengisi formulir dan bisa langsung menempati,” tambah Wahyu Srigutomo.
Sejak prosesi serah terima kunci pertama pada Maret 2018, hingga kini, baru 10 kamar yang sudah terisi. Ia berharap, keberadaan rusun ini bisa segera disosialisasikan ke berbagai fakultas atau sekolah agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh staff akademik.[]